INDOPOS.CO.ID – Kondisi perekonomian Indonesia saat ini kian tak menentu. Sejumlah kebutuhan dasar mengalami kenaikan, seperti tarif dasar listrik hingga harga gas. Bahkan kondisi tersebut kian diperparah dengan naiknya harga kebutuhan pokok seperti daging dan minyak goreng.
Bahkan kebutuhan pokok tersebut seperti minyak goreng kian sulit ditemukan di pasaran. “Kedelai, bahan bakar minyak (BBM) atau krisis ekonomi pernah terjadi di Indonesia, dan saat itu pulih dengan sendiri,” ujar Ekonom Yanuar Nugroho secara daring, Sabtu (5/3/2022).
Ia menuturkan, struktur ekonomi dunia saat ini semakin makro, setelah krisis ekonomi 1998 lalu. Apalagi inflasi yang terjadi di negara-negara besar dari energi.
“Untuk energi banyak dipengaruhi oleh peran Amerika Serikat dan China,” katanya.
Ia menyebut, di beberapa negara sawit dan kedelai dimanfaatkan untuk energi terbarukan. Energi dan pangan kembar Siam. Dan gas bahan bakunya 70 persen dari pupuk.
“Kalau harga gas naik, maka harga pupuk juga naik,” katanya.
Kalau kemudian sawit dan kedelai untuk energi terbarukan, dikatakan dia, rantai makanan jadi terganggu. Karena semula sawit digunakan untuk minyak dan kedelai untuk bahan baku tempe, harus melayani pasokan untuk energi terbarukan.
“Seharusnya kedelai dan sawit untuk kebutuhan pokok, kini harus melayani untuk pasokan bahan baku energi terbarukan,” ungkapnya.
“Di tengah ketimpangan harga di Indonesia, maka harga harus dikendalikan,” katanya.(nas)