Tinjau Sawah di Cianjur, Mentan Dorong Percepatan Gertam Padi 1.000 Hektare

program Gertam

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, saat meninjau langsung sawah program gerakan kejar tanam (Gertam) dan memberikan bantuan benih padi kepada petani di Karang Tengah, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat, Kamis (20/7/2023). Foto: Dokumen Kementan

INDOPOS.CO.ID – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mendorong kegiatan gerakan kejar tanam (Gertam) 1.000 hektare (ha) per kabupaten seluruh Indonesia sebagai upaya peningkatan produksi beras menghadapi dampak perubahan iklim (climate change). Gerakan ini juga diharapkan dapat dilakukan dengan dibarengin peningkatan indeks pertanaman (IP) dan provitas guna memanfaatkan air yang masih tersedia.

“Saat ini sudah ada 7.300 hektare sawah yang sudah ditanam kedelai setelah dipanen padi dan siap memenuhi kebutuhan masyarakat Cianjur. Pak Dirjen tambahkan lagi luasannya. Saya mau minimal 10 ribu hektar padi di sini (Cianjur), pake benih unggul yang sesuai,” kata Syahrul, saat meninjau langsung sawah program Gertam dan memberikan bantuan benih padi kepada petani di Karang Tengah, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat, Kamis (20/7/2023).

Tidak hanya itu, Syahrul juga mengatakan Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Tanaman Pangan juga akan melakukan perluasan areal tanam (PAT) 100 ribu hektare padi bagi tiap kabupaten potensial ditanam pada musim kering dengan saprodi, pompa, dan sumur.

Jawa Barat supaya ada tambahan 100 ribu ha padi. Sebagai kompensasi terkena dan puso iklim ekstrim, wilayah pasang surut, rawa, lebak, lahan kosong/nganggur di seluruh kabupaten/kota agar segera PCL.

“Menghadapi climate change, cuaca yang sangat anomali, tidak terprediksi. Kemudian ada elnino maka tidak ada lain pertanian harus agresif untuk membantu dengan meningkatkan ketahanan pangan kita,” bebernya.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi mengatakan, kegiatan Gertam merupakan tindak lanjut dari arahan Mentan untuk mempersiapkan musim kemarau ekstrem atau El Nino. Setelah panen, petani kembali melakukan olah tanah untuk tanam dengan cara budidaya hemat air.

“Jadi setelah panen, petani tanam lagi, jarak dari panen ke tanam 10-15 hari, dengan olah lahan, disemprot biodekomposer guna mempercepat pelapukan singgang dan varietas yang digunakan yakni varietas genjah seperti cakrabuana, pajajaran, M70D, inpari 13-20 dan lainnya,” kata dia.

Suwandi menambahkan, luas hamparan sawah di Desa Karangwangi, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur seluas 210 ha dengan varietas dominan inpari 32. Indeks pertanamannya sebesar 2,24 dan produktivitas rata rata 6,8 ton GKP (gabah kering panen).

“Cara budidaya padi hemat air, penggunaan benih tahan kekeringan dan OPT akan terus kita dorong guna mendorong kegiatan Gertam di wilayah yang sudah kita mapping,” tutupnya.(adv)

Exit mobile version