INDOPOS.CO.ID – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (IDX: PGEO) mendapat apresiasi melalui inovasi yang dikembangkan oleh PGE Area Lahendong dan Ulubelu. Dua penghargaan diperoleh dari Indonesia Green Awards (IGA) 2024 untuk kategori Program Mengembangkan Edukasi Perubahan Iklim dan Program Rekayasa Teknologi dalam Menghemat Energi/Penggunaan Energi Terbarukan.
Penghargaan ini diterima langsung oleh General Manager PGE Area Lahendong Novi Purwono dan General Manager PGE Area Ulubelu Hadi Suranto pada acara yang digelar di Jakarta, Rabu (17/1/2024). Penghargaan ini diberikan kepada perusahaan, organisasi, dan individu yang telah berkontribusi dalam menerapkan program-program lingkungan hidup yang berkelanjutan.
“Kami bersyukur atas penghargaan IGA 2024 yang telah diberikan kepada kami. Program ESG yang kami laksanakan bukan hanya berfokus pada pelestarian lingkungan, tetapi juga dapat bagi masyarakat. Kami berharap program-program ini dapat membantu masyarakat untuk beradaptasi dengan perubahan iklim dan menciptakan kehidupan yang lebih berkelanjutan,” ujar Hadi.
Untuk kategori program Mengembangkan Edukasi Perubahan Iklim, PGE memenangkan penghargaannya melalui program LAYUNG RESPATI di Area Ulubelu. LAYUNG RESPATI merupakan program edukasi perubahan iklim yang ditujukan untuk petani kopi di sekitar wilayah kerja PGE dengan fokus merekonstruksi pola pikir petani untuk pertanian yang lebih berkelanjutan.
“Beberapa fokus utama dari program LAYUNG RESPATI adalah peningkatan kapasitas petani lewat Rumah Belajar Kopi, penggunaan mesin Brine dan penanaman pohon penaung Indigofera, serta edukasi dan monitoring untuk mencegah bencana. Program ini juga bersinergi dengan Program ERMi (Emergency Response Group Millennial) dengan menerapkan landslide detector untuk memberikan peringatan dini apabila akan terjadi tanah longsor,” jelas Hadi.
Sementara itu, Program Wisata Daur Ulang Sampah dan Energi Baru Terbarukan di Puncak Patulian di Area Lahendong merupakan program pengembangan wisata yang memanfaatkan sampah dan energi baru terbarukan. Program ini bertujuan untuk menciptakan destinasi wisata yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
General Manager PGE Area Lahendong Novi Purwono menjelaskan, program ini merupakan salah satu solusi yang diberikan oleh PGE kepada Pemerintah dan masyarakat setempat dalam hal pengelolaan lokasi yang memiliki potensi tinggi.
“Dimulai dengan membangun taman bunga di sekitar area PGE, lalu pembangunan café Puncak Patulian. Kami mendorong penggunaan EBT jenis PLTS dalam hal pemenuhan kebutuhan listrik, sehingga program ini tidak menghasilkan emisi karbon,” ujar Novi.
“Penghargaan ini menjadi motivasi bagi kami untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam menerapkan program-program ESG yang tepat guna agar bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Ke depannya, kami akan terus berinovasi untuk menciptakan solusi-solusi baru yang efektif dan efisien dalam mengatasi tantangan lingkungan dan sosial,” tambahnya.
Prestasi PGE dalam meraih penghargaan IGA 2024 merupakan bukti komitmen perusahaan dalam menerapkan program-program ESG (Environmental, Social, and Governance) guna memberdayakan masyarakat dan melestarikan lingkungan untuk kehidupan yang berkelanjutan.
Sebelumnya, PGE juga meraih berbagai penghargaan atas inovasi dan inisiatif program lingkungan seperti Best Social Innovation Program untuk program KANG ELIE di Kamojang dalam ajang E2S Award serta PROPER EMAS sebanyak 16 penghargaan sejak 2011 hingga sekarang.
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (IDX: PGEO) merupakan bagian dari Subholding Power & New Renewable Energy (PNRE) PT Pertamina (Persero) yang bergerak di bidang eksplorasi, eksploitasi, dan produksi panas bumi.
Saat ini PGE mengelola 13 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) dan 1 Wilayah Kerja Penugasan dengan kapasitas terpasang sebesar 1.877 MW, dimana 672 MW dioperasikan dan dikelola langsung oleh PGE dan 1.205 MW dikelola dengan skema Kontrak Operasi Bersama.
Kapasitas terpasang panas bumi di wilayah kerja PGE berkontribusi sekitar 80% dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia, dengan potensi pengurangan emisi CO2 sebesar sekitar 9,7 juta ton CO2 per tahun. (srv)