Jadi Siapa yang Bakal Menang di NFT dan Blockchain? Simak!

nft

Suasana Obral Obrol Literasi Digital (OOLD) secara zoom dengan tema ‘Dunia NFT dan Blockchain’ yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) melalui Program Literasi Digital. Foto : Ist

INDOPOS.CO.ID -Berlangsung secara online melalui zoom, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) melalui Program Literasi Digital menggelar kegiatan baru, yakni Obral Obrol Literasi Digital (OOLD) dengan tema perdana ‘Dunia NFT dan Blockchain’.

Kegiatan OOLD disiarkan melalui live streaming di channel Youtube Siberkreasi dan Facebook Page Siberkreasi. OOLD perdana ini menghadirkan tiga narasumber antara lain Dennis Adhiswara, figur publik; Syamnas dari IDNFT; dan Bhredipta Socarana dari Indonesia Youth IGF.

Tujuan dari kegiatan OOTD, yakni memberikan pengetahuan kepada masyarakat terkait dengan NFT, Blockchaindan Web 3.0, memberikan pemahaman mengenai masa depan dunia digital dengan NFT, Blockchain, dan Web 3.0, dan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai perkembangan dunia digital yang begitu cepat

Dennis Adhiswara bercerita pengalamannya saat berselancar di NFT. Menurutnya, NFT bukanlah tempat yang cocok jika digunakan untuk mencari cuan, tapi NFT adalah tempat yang cocok untuk berkarya, mengasah skill digital, dan belajar hal baru. Secara sederhana, Dennis mengibaratkan NFT dan Blockchain seperti ibarat pencatatan keluar masuk warung.

“Setiap warung pasti memiliki pencatatan pengeluaran dan pemasukan. Pencatatan inilah yang disebut dengan blockchain. Blockchain adalah pencatatan transaksi berbasis digital. Seperti namanya adalah block, maka pencatatan setiap transaksi ini akan dicopy dan tersimpan di bagian blockchain, sehingga kesempatan untuk pemalsuan data transaksi sangatlah susah. Ini karena setiap transaksi akan disamakan dengan data transaksi lainnya,” ungkap Dennis.

“Blockchain akan menjadi suatu yang besar, karena banyak orang yang menggaungkan, banyak yang mengerti, tapi kalau disuruh menjelaskan itu susah. Jadi siapa yang akan menang di NFT dan blockchain. Bukan orang kaya yang akan menguasai NFT dan Blockchain,” tandas Dennis.

Selanjutnya Syamnas memberikan materi tentang IDNFT, yang merupakan komunitas NFT terbesar di Indonesia, sebagai tempat kreator kreatif belajar, berjejaring, dan berkarya dengan ekosistem NFT.

“IDNFT memiliki member discord lebih dari 5.700 dan terus bertambah, dengan keaktifan member 300 – 700 member setiap hari dan 2.000–4.000 member setiap minggu,” jelasnya.

“Setelah adanya NFT, para kreator akan mendapatkan profit yang lebih dibadingkan sebelum adanya NFT, tata kelola pekerjaan yang lebih lebih teratur, dan komunitas adalah kunci kesuksesan di NFT. Kesuksesan Anda di NFT didasarkan pada dukungan komunitas dan kontribusi, tapi ada yang jauh lebih penting dari aspek tadi, yaitu sebaik-baiknya karya adalah karya yang dibuat dan personal brand adalah satu hal yang paling penting di NFT,” ujar Syamnas.

Paparan terakhir diberikan Bhredipta Socarana dari Indonesia Youth IGF yang memberikan materi tentang blockchain. Blockchain adalah metode penyimpanan data secara multipihak yang menjaga integritas data. Konsep kunci Blockchain ada empat antara lain Immutable, decentralized, transparent, dan real time.

“Dalam kehidupan sehari-hari, Blockchain di luar negeri sudah digunakan sebagai sistem pemungutan suara hingga sebagai distribusi makanan dalam World Food Program. Ini harus diiringi dengan pengelolaan data. Di sinilah peran blockchain sebagai pengelolaan data, yang memiliki empat sifat, yakni immutable, decentralized, transparent, dan real time. Dengan Blockchain, kita bisa tahu penipuan transaksi karena semuanya tercatat rapi, setiap pertukaran data juga tercatat. Di NFT yang menang bukan yang kaya, tapi yang banyak riset,” terangnya. (ibs)

Exit mobile version