Pengamat Prediksi Kenaikan Harga Kedelai Terjadi Sampai Lebaran

tahu tempe

Perajin tahu tempe di Jakarta. (Instagram/@info_jakartatimur)

INDOPOS.CO.ID – Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira meminta pemerintah melakukan langkah strategis untuk mengatasi mahalnya harga dan kelangkaan kedelai di pasaran saat ini.

Perajin tahu dan tempe di wilayah Pulau Jawa akan mogok produksi selama tiga hari, mulai Senin (21/2/2022), hingga Rabu (23/2/2022). Diketahui harga kedelai mencapai Rp11-12 ribu per kilogram di tingkat perajin.

“Berikan subsidi secara efektif bagi petani kedelai lokal. Kemudian kerja sama perusahaan pertanian skala besar dengan petani kedelai untuk meningkatkan luasan lahan,” kata Bhima melalui gawai, Jakarta, Senin (21/2/2022).

Selain itu, menstabilkan harga. Sebab harga bakal stabil saat kedelai ada dan mudah didapat masyarakat. Di sisi lain, sangat disayangkan produksi kedelai konsisten turun tiga persen setiap tahunnya, bahkan diperkirakan hingga tahun 2024.

“Terakhir adalah stabilisasi harga kedelai lokal, sehingga bisa menguntungkan bagi petani dalam jangka panjang,” ujar Bhima.

Ia mengkhawatirkan, jika pemerintah tak kunjung melakukan langkah strategis mengatasi persoalan tersebut berpotensi bisa berkepanjangan hingga bulan ramadan atau lebaran 2022.

“Pastinya (iya), yang paling dikhawatirkan April-Mei. Momentum krusial,” tutur Bhima.

Naiknya harga kedelai salah satunya dipicu inflasi yang terjadi di Amerika Serikat, negara sumber impor kedelai Indonesia. Di sisi lain, beban biaya logistik selama pandemi Covid-19 jadi bengkak.

Faktor lainnya ialah pemanfaatan kedelai sebagai pengganti dari minyak sawit di luar negeri. Kenaikan harga sawit berdampak pada beralihnya masyarakat di Amerika Serikat, Amerika Latin hingga Eropa mencari alternatif minyak nabati. (dan)

Exit mobile version