Kelompok Anarko Diduga Terlibat Demo Rusuh di DPR

demo mahasiswa

Sejumlah mahasiswa mundur setelah diduga bentrok dengan kelompok anarko. Alhasil polisi menembakan gas air mata di bawah JPO DPR, Jakarta. Foto: Dhika/INDOPOS

INDOPOS.CO.ID – Aksi unjuk rasa aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) pecah di depan gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta pecah. Kericuhan tersebut diduga disebabkan kelompok anarko menyusup di antara massa aksi.

Kejadian tersebut bermula ketika teriakan seorang orator di atas mobil komando, diduga ada provokasi. Secara perlahan sejumlah mahasiswa berjalan mundur, meski sempat bertahan di bawah jembatan penyebrangan orang (JPO) depan gedung DPR.

“Hati-hati, hati-hati provokasi,” kata seorang orator sambil bergerak mundur dari depan gedung DPR, Jakarta, Senin (11/4/2022).

Situasi makin tak terkendali saat aparat melepaskan tembakan gas air mata ke arah perserta massa aksi. Cairan gas air mata tersebut menyebabkan efek berupa mata perih dan berair.

Para mahasiswa kemudian berlarian menuju ke arah kolong fly over Senayan. Bahkan ada yang menyebarang ke dalam tol Jalan Jendral Gatot Subroto, Jakarta Pusat.

Menahan perih mata, sebagin mahasiswa bertahan untuk kembali menyusun strategi. Mereka juga menyanyikan sejumlah lagu nasional untuk membakar semangat massa aksi.

“Pasang bordernya, jangan gentar,” ujar seorang orator.

BEM SI menargetkan ada 1.000 orang dari 18 kampus, yakni UNJ, PNJ, IT-PLN, STIE SEBI, STIE Dharma Agung, STIS Al Wafa, IAI Tazkia, AKA Bogor, UNRI, Unand, Unram, PPNP, Undip, UNS, UNY, Unsoed, SSG dan STIEPER.

Adapun tuntutan demo di DPR di antaranya. Pertama, mendesak dan menuntut wakil rakyat agar mendengarkan dan menyampaikan aspirasi rakyat bukan aspirasi partai.

Kedua, mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk menjemput aspirasi rakyat sebagaimana aksi massa yang telah dilakukan dari berbagai daerah dari tanggal 28 Maret hingga 11 April 2022.

Ketiga, mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk tidak mengkhianati konstitusi negara dengan melakukan amandemen, bersikap tegas menolak penundaan pemilu 2024 atau massa jabatan 3 periode.

Keempat, mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk menyampaikan kajian disertai 18 tuntutan Mahasiswa kepada Presiden yang hingga saat ini belum terjawab. (dan)

Exit mobile version