INDOPOS.CO.ID – Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia (SI) berkonsolidasi dan menggalang kekuatan untuk turun aksi pada Jumat (20/10/2023). Aksi ini merespon putusan MK yang dinilai dapat melanggengkan praktek KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme).
“Aksi ini juga bertepatan dengan momentum 9 tahun Jokowi menjabat sebagai Presiden,” kata Koordinator Media BEM SI 2023 Ragner Angga MHJ dalam keterangan, Kamis (19/10/2023).
Dikatakan dia, BEM SI berpandangan bahwa Jokowi telah mengkhianati reformasi. Terbukti dari berbagai kemunduran dan kebobrokan dari segi Hukum, HAM, komersialisasi pendidikan, Represifitas Aparat, Konflik Agraria, dan investasi yang membelakangi hak-hak rakyat.
“Massa aksi diperkirakan 5000 orang lebih yang tergabung dalam BEM Seluruh Indonesia dan berbagai Elemen masyarakat, termasuk mantan aktivis 98,” bebernya.
Diketahui, elemen yang ikut hadir pada aksi di antaranya : BEM UNS, BEM IPB, BEM UI, BEM UNJ, BEM Trisakti, BEM Paramadina, BEM UNAS, BEM STIDDI Al-Hikmah Jakarta, BEM IT PLN.
Lalu, GMKI, GMNI, BEM IBS, BEM UBSI, Melati Indonesia, BEM FH UAI, FPI, KOPPI, Aktivis 98, BEM STEI SEBI, BEM STT Nurul Fikri, BEM Polimedia, BEM UPN VJ, BEM Darul Hikmah, BEM Esa Unggul, BEM UNSIKA, BEM STIT Al-Wafa.
Dan, BEM TAU, LP3I, BEM YARSI, BEM Trilogi, BEM STIAMI, BEM ULM, BEM UBP, BEM UMJ, BEM STIH, HMAN, HME, BEM UNSOED, BEM STEI Tazkia, BEM Dewantara, BEM M. Natsir, BEM UGM, BEM UNNES, BEM UNIDA, BEM UNTIRTA, BEM U PANCASILA, BEM UHAMKA, BEM USM, BEM UTM, BEM UMBARA.
“Tuntutan aksi wujudkan pendidikan yang demokratis dan ilmiah, tegakkan reformasi hukum, berantas KKN, tolak DwiFungsi TNI/Polri,” kata Angga.
Selain itu, masih ujar Angga, aksi juga menuntut peningkatkan aksesibilitas dan equitas layanan kesehatan, usut tuntas kekerasan aparat, usut tuntas konflik di daerah PSN, wujudkan Pemilu yang adil dan bersih, putihkan noktah hitam lingkungan.
“Aksi juga menuntut usut tuntas berbagai pelanggaran HAM Berat, wujudkan pemerataan pembangunan dan pembangunan berdasar HAM, perbaiki sistem pertanian di Indonesia dan tinjau ulang sistem perekonomian Indonesia,” imbuhnya. (nas)