Podcast Deddy Corbuzier soal Pasangan Gay Jika Bermuatan Pornografi Bisa Diproses Hukum

ragil

Pasangan LGBT, Ragil dan Frederick Vollert saat diundang podcast Close The Door Deddy Corbuzier. Foto: Tangkapan layar YouTube

INDOPOS.CO.ID – Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Achmad Hisyam berpandangan tayangan podcast dalam kanal YouTube Deddy Corbuzier, yang mengundang pasangan gay jika bermuatan narasi pornografi maka dapat diproses hukum.

“Episode podcast dimaksud bisakah dianggap mengandung muatan narasi pornografi? Jika ya, maka Ditkrimsus Polda Metro Jaya sebetulnya dapat memproses pidana pemilik dan pengelola channel tersebut dengan menggunakan UU ITE,” kata Achmad dalam keterangannya diterima, Rabu (11/5/2022).

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) seharusnya terus memantau kanal YouTube tersebut, apabila terdapat narasi pornografi dalam tayangan video lainnya.

“Juga silakan cek episode-episode terdahulu. Apakah narasi pornografi juga berulang kali muncul dalam episode-episode channel tersebut?,” ujar Achmad.

“Jika ya, maka patut disayangkan bahwa Kominfo dan Polri selama ini tidak cukup awas terhadap channel yang notabene punya follower sangat banyak,” tambahnya.

Langkah tersebut layak dilakukan, terlebih mengingat bahwa masalah LGBT sama sekali tidak terakomodasi dalam Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual.

“Akibatnya, perbuatan memroduksi dan menyebarluaskan narasi-narasi yang mengampanyekan LGBT tidak tersentuh oleh hukum,” ucap Achmad.

Deddy Corbuzier telah menyampaikan permintaan maaf. Lantaran konten podcast-nya yang mengundang
pasangan gay Ragil Mahardika dan Frederick Vollert bikin gaduh jagat media sosial.

“Seperti biasa ketika gaduh di sosmed. Saya minta maaf. Kebetulan masih dalam suasana bulan Syawal,” tulia Deddy akun Instagram pribadinya, Selasa (10/5/2022)

Ia menegaskan tak pernah bermaksud melakukan kampanye LGBT di Indonesia lewat konten tersebut. Namun, hanya menyampaikan bahwa ada fenomena LGBT di tengah masyarakat.

“Sejak awal saya bilang tidak mendukung kegiatan LGBT. Saya hanya melihat mereka sebagai manusia,” ujar Deddy.

“Hanya membuka fakta bahwa mereka ada di sekitar kita dan saya pribadi merasa tidak ber hak men judge mereka,” tambahnya. (dan)

Exit mobile version