Diduga Ada Kepentingan Iklan Rokok Laga Malam Hari, Pakar Kesehatan Bilang Begini

Diduga Ada Kepentingan Iklan Rokok Laga Malam Hari, Pakar Kesehatan Bilang Begini - ricuh kanjuruhan - www.indopos.co.id

Aparat menembakkan gas air mata ke arah ke arah penonton di Stadion Kanjuruhan. Foto: Dok Indopos.co.id

INDOPOS.CO.ID – Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) tragedi Kanjuruhan terus melakukan pendalaman untuk mengusut peristiwa memilukan tersebut. Muncul anggapan diduga ada kepentingan iklan rokok di balik laga sepak nasional digelar malam hari.

Menurut pakar ilmu kesehatan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama, bila dugaan tersebut benar maka benar-benar menyedihkan, bukan saja tragis karena sudah menelan korban ratusan orang. Namun, ada sejumlah catatan harus diperhatikan.

Pertama, semua sepakat bahwa merokok membahayakan kesehatan. Data WHO Mei 2022 menyebutkan kebiasaan merokok dan mengkonsumsi tembakau membunuh lebih dari 8 juta orang setahunnya di dunia.

“Sebanyak 1,2 juta orang diantaranya terjadi para perokok pasif yaitu, mereka yang tidak merokok tetapi terpaksa jadi jatuh sakit akibat asap rokok orang di sekitarnya,” kata Tjandra melalui gawai, Jakarta, Selasa (11/10/2022).

Kedua, di dunia prevalensi perokok menurun dari 22,7 persen di tahun 2007 menjadi 17,5 persen di tahun 2019. Namun, Indonesia sebaliknya, data Indonesia Global Adult Tobacco Survey dipresentasikan Kementerian Kesehatan menunjukkan peningkatan.

“Di negara kita justru ada peningkatan jumlah perokok, dari 61,4 juta di tahun 2011 menjadi 70,2 juta di tahun 2021,” ujar Tjandra.

Suasana ricuh setelah pertandingan Arema FC kontra Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur. Foto: Twitter/ @TheInsiderPaper

Hal ketiga perlu menjadi perhatian ialah bahwa sebagian korban di tragedi Kanjuruhan merupakan anak-anak, demikian juga cukup banyak anak-anak yang menonton pertandingan laga Arema FC kontra Persebaya Surabaya.

Data Kementerian Kesehatan berdasar beberapa survei nasional (GYTS, Riskesdas, Siskernas) menunjukkan kenaikan perokok anak di negara kita, dari 7,2 persen di tahun 2013, naik jadi 8,8 persen di tahun 2016, terus naik jadi 9,1 persen di 2018, naik lagi jadi 10,7 persen di tahun 2019.

“Kalau dibiarkan begini terus, maka angka perokok anak akan dapat mencapai 16 persen di tahun 2030,” perkiraan mantan Direktur WHO Asia Tenggara itu.

Kepala Kepolisian Negara (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah menetapkan enam orang tersangka dalam tragedi Kanjuruhan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (6/10/2022) malam.

Enam tersangka itu terdiri dari panitia pelaksana hingga anggota kepolisian dengan peran yang berbeda-beda.

“Ada enam tersangka dalam peristiwa tersebut,” kata Kapolri dalam Jumpa Pers di Mapolresta Malang Kota, Kamis (6/10/2022).

Salah satunya Direktur Utama PT. LIB Akhmad Hadian Lukita (AHL) yang membiarkan tidak memenuhi sertifikasi layak fungsi terhadap Stadion Kanjuruhan. Persyaratan sertifikasi layak fungsinya tidak tercukupi dan memakai hasil sertifikasi tahun 2020.

Tersangka kedua, Abdul Haris (AH) selaku ketua panitia pelaksana (Panpel) karena dianggap tidak membuat peraturan keselamatan dan kemanan, serta mengabaikan keamanan dengan kapasitas 38.000 menjual tiket 42.000.

Ketiga, Suko Sutrisno (SS) selaku security officer memerintahkan steward meninggalkan pintu gerbang. Kabagops Polres Malang Wahyu Setyo memerintahkan anggota menembakkan gas air mata. Serta Has Darman, anggota Brimob Polda Jatim Memerintahkan anggota menembakkan gas air mata. (dan)

Exit mobile version