INDOPOS.CO.ID – Penilaian dan pemeriksaan tes kesehatan pasangan calon (paslon) Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 bukan pemeriksaan kesehatan biasa atau sekadar medical check up biasa. Tapi merupakan peristiwa politik kenegaraan yang bermuara pada terpilihnya pemimpin nasional.
“Penilaian dan pemeriksaan tes kesehatan paslon Pilpres 2024 merupakan hal penting dan berbeda dibanding pemeriksaan biasa,” ujar Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Moh. Adib Khomaidi dalam keterangannya, Selasa (17/10/2023).
Menurut dia, penilaian dan pemeriksaan tes kesehatan paslon Pilpres 2024 tersebut mulai dari proses hingga pengumuman hasilnya. Oleh karena itu, sejak Pemilu 2004, PB IDI sebagai satu-satunya organisasi profesi kesehatan yang menjadi mitra strategis Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk membantu penilaian dan pemeriksaan tes kesehatan paslon capres dan cawapres.
Bahkan, lanjut dia, PB IDI telah mempunyai buku panduan pemeriksaan paslon capres dan cawapres, yang sampai saat ini masih terus disempurnakan. Hak Cipta buku panduan tersebut telah didaftarkan pada Direktorat Jenderal HAKI.
“Setelah reformasi, PB IDI selalu terlibat pemeriksaan kesehatan capres dan cawapres,” kata Adib.
“Namun, untuk Pemilu 2024 sejauh ini PB IDI belum mendapatkan undangan dari KPU,” imbuhnya.
Adib tidak memungkiri jika hal tersebut mungkin sebagai dampak terbitnya UU No. 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan yang salah satu klausulnya menyebutkan PB IDI bukan lagi satu-satunya organisasi profesi kesehatan. Meskipun hingga saat ini belum ada organisasi profesi dokter yang diakui secara nasional dan internasional selain IDI.
“Pemeriksaan paslon capres dan cawapres Pilpres 2024, pada Senin (16/10/2023), KPU telah menunjuk RSPAD Gatot Subroto untuk pemeriksaan kesehatan capres-cawapres,” ungkapnya. (nas)