INDOPOS.CO.ID – Upaya Ukraina untuk merebut pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) A terbesar di Eropa telah gagal.
“Pasukan komando Ukraina menggunakan sekitar 30 speedboat semalaman untuk menyeberangi Sungai Dnieper, menargetkan Kota Energodar,” kata pejabat lokal setempat Vladimir Rogov, seperti dilansir rt.com, Rabu (19/10/2022).
“Setelah penembakan artileri kota, mereka berusaha mendarat, termasuk untuk merebut PLTN Zaporozhye. Pertempuran berlanjut selama beberapa jam, setidaknya tiga atau tiga setengah jam. Serangan itu berhasil ditangkis,” katanya.
Sebelumnya pada hari yang sama, pemerintah kota melaporkan artileri Ukraina menyerang beberapa fasilitas utama di Energodar, termasuk gedung administrasi kota, akses jalan dan stasiun transformator penting untuk pasokan listriknya.
“Yang terakhir dinonaktifkan, menyebabkan pemadaman,” kata Kepala Administrasi Kota, Aleksandr Volga.
Kemudian, Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa jumlah pasukan yang terlibat dalam operasi Ukraina terdiri dari dua kompi dan total 37 kapal dari berbagai jenis digunakan. Militer Rusia mengklaim bahwa Kyiv kehilangan lebih dari 90 tentara dan 14 kapal dalam operasi yang gagal, sementara pasukan yang tersisa dibubarkan oleh tembakan artileri Rusia.
Energodar terletak di wilayah Zaporozhye, salah satu dari empat bekas wilayah Ukraina yang memilih untuk menjadi bagian dari Rusia bulan lalu. Energodar telah berada di bawah kendali Rusia sejak Maret 2022.
PLTN Zaporozhye, fasilitas terbesar di Eropa, terletak di Pantai Dnepr di luar kota. Pembangkit listrik itu menjadi fokus perselisihan diplomatik antara Rusia dan Ukraina, dengan kedua belah pihak saling menuduh menyerang dan mempertaruhkan bencana nuklir.
Kyiv juga mengklaim bahwa Rusia menempatkan senjata berat di fasilitas itu, namun dibantah Moskow. Rusia secara resmi memasukkan pabrik itu ke dalam infrastruktur energi atom sipil awal bulan ini.
“Ibu kota provinsi, Kota Zaporozhye, tetap berada di bawah kendali Ukraina dan berfungsi sebagai tempat pementasan operasi amfibi,” ungkap Rogov. (dam)