Papua Nugini Membara, 1.317 Orang WNI Diimbau Waspada

Kerusuhan-Papua-Nugini

Penjarahan di Papua Nugini buntut protes pemotongan gaji polisi dan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Foto: Tangkapan layar YouTube

INDOPOS.CO.ID – Kerusuhan berupa penjarahan dan pembakaran toko terjadi di ibu kota Papua Nugini, Port Moresby mulai 10 Januari 2024. Kondisi tersebut makin merebak ke beberapa kota lainnya.

Perdana Menteri Papua Nugini James Marape telah mendeklarasikan keadaan darurat (state of emergency) selama 14 hari untuk wilayah Port Moresby.

Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI Judha Nugraha mengatakan, KBRI Port Moresby telah berkoordinasi dengan Kemlu dan Kepolisian Papua Nugini untuk pelindungan dan peningkatan keamanan bagi para Warga Negara Indonesia (WNI).

“Hingga saat ini, tidak ada WNI yang menjadi korban dari kerusuhan tersebut,” kata Judha Nugraha dalam keterangan tertulis, Jumat (12/1/2024).

KBRI terus menjalin komunikasi dengan para WNI dan mengeluarkan imbauan, agar selalu berhati-hati, meningkatkan kewaspadaan serta tetap tinggal di kediamannya jika tidak ada keperluan sangat mendesak.

“Segera hubungi Hotline KBRI, jika memerlukan bantuan kedaruratan,” ujar Judha.

Jumlah WNI di PNG yang terdata di database KBRI sebanyak 1.317 orang.

Kerusuhan itu dipicu protes polisi dan sektor publik karena pemotongan gaji oleh para pejabat, dianggap sebagai kesalahan administratif berubah menjadi pelanggaran hukum.(dan)

Exit mobile version