PB IDI Kecam Tindakan Kekerasan Tenaga Kesehatan di Papua

idi

Ilustrasi dokter. Foto: Ist

INDOPOS.CO.ID – Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Bersama dengan IDI Wilayah Papua mengecam, tindakan kekerasan yang menimpa seorang dokter bertugas di Papua.

Baru-baru ini terjadi pemukulan oleh keluarga pasien terhadap dr James Redi. Dia salah satu dokter bedah onkologi yang bertugas di wilayah Papua.

Ketua Umum PB IDI, Adib Khumaidi menyatakan, semua tenaga kesehatan berhak atas perlindungan risiko kesehatan dan keselamatan di tempat kerja.

Para tenaga Kesehatan tersebut menghadapi berbagai risiko kerja yang terkait dengan bahaya biologis, kimia, fisik, ergonomis, dan psikososial yang memengaruhi keselamatan mereka dan pasien.

Fasilitas Kesehatan, pemerintah, serta aparat perlu menyediakan langkah kesehatan dan keselamatan kerja untuk melindungi para tenaga kesehatan. Juga sistem kesehatan dasar harus berfungsi dengan baik.

“Setiap dokter dan tenaga Kesehatan pasti akan selalu melakukan yang terbaik bagi masyarakat. Tindakan kekerasan pada tenaga Kesehatan tentunya akan mengganggu pelayanan pada masyarakat,” kata Adib dalam keterangannya, Jakarta, Selasa (19/4/2022).

Sementara itu, Ketua IDI Wilayah Papua dr Donald Aronggear mengatakan, selama ini wilayah Indonesia Timur terutama Papua sangat kekurangan tenaga kesehatan dokter spesialis, karena minimnya jaminan perlindungan dari pemerintah setempat dan aparat.

Saat ini, hanya ada dua dokter spesialis bedah onkologi di wilayah Papua harus melayani sekitar 4,3 juta penduduk. Apabila terus dibiarkan terjadi, maka dikhawatirkan mengganggu pelayanan Kesehatan pada masyarakat setempat.

“Aparat kepolisian Jayapura sedang menindaklanjuti laporan dari pihak korban (dr James Redi) dan IDI wilayah Papua,” tutur Donald Aronggear.

Ia berharap kejadian seperti ini tidak akan terulang lagi. Mengingat beberapa pekan sebelumnya, seorang bidan bernama Sri Lestari meninggal karena penganiayaan kelompok tertentu. (dan)

Exit mobile version