Dukung Firli Presiden, Petani Kakao Minta Usut Tata Kelola Pupuk Subsidi

Dukung Firli Presiden, Petani Kakao Minta Usut Tata Kelola Pupuk Subsidi - petani dukung firli - www.indopos.co.id

Sejumlah petani kakao di Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan, meminta Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri untuk menelisik potensi penyelewengan tata kelola pupuk bersubsidi. Foto: Istimewa

INDOPOS.CO.ID – Sejumlah petani kakao di Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan, meminta Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri untuk menelisik potensi penyelewengan tata kelola pupuk bersubsidi. Hal itu dianggap penting di tengah fenomena langkanya pupuk subsidi yang dapat mengancam produksi pangan petani.

“Hanya beberapa yang dapat (pupuk subsidi), terus ada salah sasaran juga, yang seharusnya bisa dapat malah tidak dapat,” kata Ketua Komunitas Petani Kakao Luwu Timur, Ahmad Rizal, saat unjuk aspirasi di Kecamatan Wotu, Rabu (2/11/2022).

Pihaknya khawatir kelangkaan pupuk tersebut nantinya membuat kualitas produksi menurun, sehingga harga jual jadi jeblok. Sementara, lanjutnya, membeli pupuk nonsubsidi dirasa memberatkan petani mengingat harganya sangat mahal.

“Urea subsidi kisaran Rp120 ribu-Rp135 ribu satu zak (50 kg) sudah dengan ongkos bongkar, nonsubsidi mencapai kisaran Rp350.000. NPK Phonska subsidi kisaran Rp160 ribu-170 ribu nonsubsidi Rp350 ribu sampai sekitar Rp450 ribu,” ungkapnya.

Rizal mengatakan, mahalnya harga pupuk nonsubsidi tak sebanding dengan pendapatan petani. Terlebih saat ini harga-harga kebutuhan pokok dan biaya produksi selain pupuk juga semakin mahal.

Meski demikian, tegasnya, banyak petani yang terpaksa membeli dengan mengupayakan segala cara.

“Kebanyakan ngutang, cari pinjaman ke mana saja daripada dibiarkan malah tidak jadi apa-apa,” tuturnya.

Sementara, perwakilan petani Syamsuding menyampaikan, petani nyaris tak punya pilihan dengan situasi yang ada. Dia sendiri lebih memilih menggunakan pupuk seadanya karena tak punya kemampuan membeli pupuk nonsubsidi sesuai jumlah yang dibutuhkan.

Syamsuding pun bersikap pasrah jika kelak hasil produksi tidak sesuai dengan apa yang diharapkan serta dihargai murah.

“Mudah-mudahan masih ada harapan bisa diperbaiki, makanya kami mohon ke Pak Firli ini diusut karena saya dengar ada banyak permainan,” jelasnya.

Syarif dan petani lainnya percaya terhadap Firli lantaran reputasinya dalam menangkap koruptor. Purnawirawan polisi bintang tiga itu dinilai berani serta tidak pandang bulu menjerat mafia yang merugikan masyarakat.

“Kami dukung beliau berantas korupsi, berantas mafia pupuk,” ujarnya.

Tidak hanya itu, pihaknya juga bertekad mendukung Firli untuk menjadi presiden 2024 bila terus konsisten membela kepentingan dan aspirasi petani.

“Yang dilakukan beliau mewakili keresahan rakyat di bawah,” tambahnya. (ibs)

Exit mobile version