Menaker: Pentingnya Kolaborasi Revitalisasi Pendidikan dan Pelatihan Vokasi untuk Tingkatkan SDM

Menaker: Pentingnya Kolaborasi Revitalisasi Pendidikan dan Pelatihan Vokasi untuk Tingkatkan SDM - menaker 1 - www.indopos.co.id

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah. Foto: Kemnaker for INDOPOS.CO.ID

INDOPOS.CO.ID – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menuturkan, salah satu langkah penting yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan produktivitas SDM adalah melalui revitalisasi pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi.

Revitalisasi ini, menurut dia, mencakup berbagai aspek, mulai dari reformasi kelembagaan, SDM, jaminan mutu melalui akreditasi dan sertifikasi, kolaborasi dan koordinasi dengan semua stakeholder.

“Kami bersama para stakeholder, utamanya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sebagai penyelenggara pendidikan vokasi serta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di pusat, provinsi dan kabupaten/kota bersama-sama menyukseskan pembangunan ekosistem ketenagakerjaan Indonesia yang produktif, harmonis, sejahtera, dan memiliki daya saing,” ujar Ida Fauziyah dalam keterangan, Kamis (9/3/2023).

“Penguatan tenaga kerja tersebut dengan meningkatkan kompetensi, konsistensi, adaptasi, inovasi, dan penguasaan teknologi untuk membangun ekonomi bangsa,” imbuhnya.

Menurut dia, adanya kolaborasi dari berbagai stakeholder dapat menanggulangi permasalahan ketenagakerjaan, sehingga produktivitas tenaga kerja dapat meningkat. “Saya berharap kolaborasi, koordinasi dan sinergi untuk peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja baik di dunia industri maupun Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dapat berjalan dengan baik,” katanya.

Sementara itu, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menekankan kembali hal-hal yang penting untuk diperhatikan bersama dalam gerakan revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi.

Ia menyebut, revitalisasi pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi merupakan upaya pembenahan yang dilakukan secara menyeluruh, berkesinambungan, terintegrasi, dan terkoordinasi.

“Yang kita lakukan sekarang adalah mentransformasi paradigma pendidikan vokasi dari sebelumnya bersifat supply-oriented menjadi demand-oriented, sehingga lulusan pendidikan vokasi mampu menjawab kebutuhan dunia kerja dan masyarakat,” ujarnya. (nas)

Exit mobile version