Digitalisasi Bawa Perubahan Jenis Pekerjaan, Sekjen Kemnaker: Bonus Demografi Jadi Ancaman

kemnaker

Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi. Foto: Kemnaker untuk INDOPOS.CO.ID

INDOPOS.CO.ID – Pemerintah terus melakukan konsolidasi informasi demand pasar kerja dalam memenuhi kebutuhan industri. Langkah tersebut untuk mendapatkan tenaga kerja yang memiliki kompetensi.

Pernyataan tersebut diungkapkan Sekretaris Jenderal, Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi dalam keterangannya, Minggu (2/7/2023).

Menurut dia, salah satu upaya untuk mengkonsolidasikan informasi demand pasar kerja tersebut dengan meningkatkan pelayanan informasi pasar kerja.

Lebih jauh dia mengungkapkan, adanya bonus demografi akan berdampak baik bagi pembangunan Indonesia. Sebab, pada saat itu penduduk usia produktif berjumlah 2 kali lipat dari penduduk non-produktif.

“Ini berpeluang mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata Anwar.

Di sisi lain, menurut dia, bonus demografi bisa menjadi ancaman bagi Indonesia. Dengan banyaknya jumlah penduduk produktif, berpeluang menambah angka pengangguran, jika tidak disertai dengan peningkatan kualitas tenaga kerja dan penciptaan lapangan kerja.

“Ini menjadi catatan bagi kita, jika pengangguran masih didominasi oleh angkatan kerja lulusan pendidikan sekolah menengah ke bawah. Sehingga kompetensi dan daya saing tenaga kerja kita masih sangat kurang,” ungkap Anwar.

Ia menambahkan, data laporan Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) 2015 menyebut, Indonesia tidak mengalami kekurangan jumlah lulusan sekolah. Melainkan kekurangan angkatan kerja dengan keahlian yang tepat untuk bekerja.

Data World Digital Competitiveness 2021 juga mencatat, daya saing digital di Indonesia berada pada peringkat 53 dari 64 negara. Kondisi ini menunjukkan bahwa di tengah ledakan adopsi teknologi, daya saing digital Indonesia masih rendah.

“Digitalisasi telah membawa perubahan terhadap jenis pekerjaan dan keahlian yang dibutuhkan di pasar kerja,” ucap Anwar. (nas)

Exit mobile version