INDOPOS.CO.ID – Kementerian Kominfo (Kemenkominfo) mengajak mahasiswa ikut menjaga keamanan di dunia digital. Ini upaya pemerintah meningkatkan indeks literasi digital, khususnya pada pilar digital safety.
Direktur Pemberdayaan Informatika, Kemkominfo Boni Pudjianto mengatakan, menurut Indeks Literasi Digital Nasional di 2022, pilar digital safety memiliki indeks terendah dibandingkan pilar lain, yaitu 3,12.
“Adik-adik mahasiswa ini menjadi garda terdepan untuk menjaga keamanan di dunia digital. Tidak hanya untuk diri sendiri tapi juga masyarakat,” ujar Boni Pudjianto dalam keterangan, Selasa (15/8/2023).
Ia menyebut, saat ini masih banyak kejahatan yang terjadi di dunia digital. Tidak hanya pada sisi konten negatif, namun kejahatan digital modusnya pun semakin beragam.
“Kejahatan dunia digital ini sekarang marak dengan berbagai teknik. Dari yang sifatnya fisik, scamming bahkan social engineering. Jadi penting untuk kita berhati-hati,” ujarnya.
Ia menjelaskan, setidaknya ada 4 hal yang bisa dilakukan para mahasiswa untuk meningkatkan keamanan digital. Dengan mengamankan perangkat digital yang digunakan. Salah satunya dengan rutin mengubah password.
“Yang paling sederhana adalah saat login ke perangkat digital. Penting untuk menjaga akun secara rutin, mulai dari mengubah password secara rutin dan menghindari menggunakan 1 password untuk semua akun,” jelasnya.
Lalu, lanjut dia, dengan mengamankan identitas digital. Menjaga data identitas di ruang digital, menurut dia, penting dilakukan, agar tidak digunakan orang lain. “Kalau ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, misalnya akun anda dicuri, maka harus segera lakukan upaya pengamanannya,” katanya.
Ia menegaskan, para mahasiswa juga diminta untuk waspada terhadap berbagai modus penipuan di dunia digital. Serta mahasiswa diimbau untuk berhati-hati dengan rekam jejak digital. “Selain jangan sampai terkena modus penipuan digital, mahasiswa juga harus berhati-hati dalam mengunggah konten. Jangan yang mengandung hal negatif, karena akan ada tuntutan hukumnya dan jejak digitalnya akan sulit dihapus,” ungkapnya.
Ia mengimbau agar mahasiswa lebih waspada terhadap berbagai modus kejahatan digital, seperti pishing, scam, skimming, data forgery, dan sebagainya. Serta melakukan pengamanan agar tidak terkena modus tersebut.
“Penting untuk mengaktifkan two-factor authentication di perangkat kita untuk menghindari pishing. Lalu jangan mudah memberikan kode one-time password (OTP) kita ke orang lain,” katanya.
“Serta jangan asal mengunduh aplikasi atau mengunjungi website yang tidak jelas untuk menghindari scam atau penipuan,” imbuhnya.
Sementara itu, Rektor UPN “Veteran” Yogyakarta M Irhas Effendi, literasi digital bagi mahasiswa merupakan langkah yang strategis. Pasalnya, mereka bisa menjadi ‘agen’ untuk menyebarkan literasi digital ke masyarakat.
“Mahasiswa memang harus dibekali dengan literasi digital yang baik. Mereka bisa menjadi agen literasi digital, karena mereka lah yang akan turun ke masyarakat melalui berbagai kegiatan akademik maupun sosial di kampus,” terangnya. (nas)