INDOPOS.CO.ID – Pakar keamanan siber dari lembaga riset keamanan siber CISSReC Pratama Persadha mengingatkan kesadaran terhadap keamanan siber dari pengelola situs dan media sosial harus mengetahui pola peretasan sekarang sudah mulai bergeser untuk alasan finansial. Sebelumnya peretasan dilakukan demi ketenaran.
Hal tersebut seraya menanggapi peretasan akun YouTube DPR RI, yang menampilkan situs judi online. Banyak bandar judi online yang mempekerjakan peretas top dunia, untuk mengamankan platform situs judi online mereka.
Selain itu, meretas situs serta sosial media dijadikan landing page serta mempromosikan situs judi online mereka. Para peretas juga semakin berusaha menembus pertahanan keamanan situs atau sosial media yang ditargetkan.
Sebab situs serta media sosial yang berhasil mereka dapatkan, shell account atau data credential yang mereka dapatkan dapat mereka jual kepada operator atau bandar judi online.
“Apalagi jika shell account atau data credential-nya adalah dari situs resmi pemerintahan atau orang populer dengan jumlah pengikut yang besar, maka harga yang ditawarkan akan lebih tinggi dari akun biasa,” kata Pratama melalui gawai, Jakarta, Rabu (6/9/2023).
Di sisi lain, ia menyorot kesadaran pengelola situs atau akun resmi dari pemerintahan dan akademik terhadap keamananan siber terlalu rendah.
“Hal inilah, yang seringkali menyebabkan situs atau akun media sosial milik pemerintahan dan akademisi disusupi situs judi online oleh peretas,” ucap Pratama.
Bahkan diambil alih kontrol akunnya oleh peretas, sehingga mereka dengan leluasa dapat mengganti konten di situs atau media sosial tersebut. “Mengganti nama akun dan data credential yang dipergunakan untuk melakukan login,” tuturnya.
Saat ini, tim IT dari DPR-RI sedang berusaha mengambil alih kembali akun Youtube tersebut baik melalui cara manual ataupun melalui cata meminta bantuan dari Google Indonesia secara langsung. (dan)