INDOPOS.CO.ID – Pasangan Calon (Paslon) nomor urut 3 Ganjar-Mahfud bertekad akan membangun 49.344 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) selama lima tahun, jika terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia pada Pilpres tahun ini.
Tekad tersebut merupakan realisasi dari salah satu program unggulan pasangan ini, yaitu Satu Desa, Satu Fasilitas Kesehatan (Faskes), Satu Tenaga Kesehatan (Nakes).
Program unggulan ini dicanangkan Calon Presiden dan Wakil Presiden (Capres-Cawapres) Ganjar-Mahfud sejak hari pertama masa kampanye November tahun lalu. Mereka beralasan, kualitas kesehatan yang baik, merupakan salah satu kunci untuk menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul demi menyongsong era Indonesia emas 2045.
Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Charles Honoris mengatakan, target pembangunan puluhan unit Pusksemas merupakan program yang realistis dan mendasar, sebab hal itu merupakan amanat konstitusi terkait hak dasar warga negara untuk mendapatkan layanan kesehatan.
“Program ini adalah program realistis yang tidak bisa ditawar demi pemenuhan hak konstitusional warga negara atas pelayanan kesehatan, yang pada akhirnya dapat menaikkan derajat hidup manusia Indonesia,” kata Charles dalam keterangannya, Kamis (4/1/2024) kemarin.
Charles menjelaskan, saat ini terdapat ketimpangan yang besar dalam layanan kesehatan antara daerah di Jawa dan luar Jawa, khususnya di daerah tertinggal, terluar dan terdepan (3T).
Charles menambahkan, selain membangun Puskesmas, Ganajr-Mahfud juga akan mempercepat penerapan telemedicine dan layanan konsultasi keliling untuk wilayah-wilayah yang belum memiliki faskes sendiri.
Charles melanjutkan, selain membangun Faskes, pasangan Ganjar-Mahfud juga akan mewujudkan pemerataan penyebaran tenaga kesehatan seperti dokter umum di setiap Faskes yang ada.
Jumlah penduduk Indonesia saat ini 278,8 juta jiwa. Sementara jumlah dokter umum, berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per Juni 2023, hanya 159.977 orang. Itu berarti Indonesia masih mengalami kekurangan 118.000 dokter umum, jika mengacu rasio standar WHO, satu dokter umum berbanding 1.000 penduduk. (nas)