Ganjar Janjikan Creative Hub Bakal Jadi Penopang Ekonomi Kreatif

lukisan

Calon Presiden Ganjar Pranowo saat dialog di KADIN. Foto: istimewa

INDOPOS.CO.ID – Calon Presiden (Capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo mengatakan, pengembangan ekonomi kreatif dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan perekonomian sekaligus lapangan pekerjaan dalam negeri.

“Maka, saya mau jawab pertanyaan yang kedua dahulu, ekonomi kreatif menjadi sektor ekonomi bila dikembangkan dapat mendukung aktivitas ekspor yang telah berjalan,” kata Ganjar Pranowo pada Dialog Capres Bersama Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Menuju Indonesia Emas 2045 di Ballroom Djakarta Theatre, Jakarta Pusat, Kamis (11/1/2024) lalu.

Pernyataan tersebut menjawab pertanyaan terkait dengan sektor ekonomi apa yang akan Ganjar-Mahfud kembangkan nantinya sehingga perekonomian Indonesia tidak hanya bergantung pada aktivitas ekspor impor bahan baku maupun barang modal.

Ganjar mencontohkan industri film yang ternyata dapat menghasilkan rintisan usaha yang bertahan cukup lama setiap kali ada penayangan film bagus di bioskop.

“Ternyata penonton film itu kalau filmnya bagus, sekali film itu diputar bisa menghasilkan rintisan usaha yang lumayan bertahan lama sekali. Itu baru film, belum lagu, belum desain,” jelasnya.

Bukan hanya itu, menurut dia, banyak anak muda yang mengatakan langsung kepadanya bahwa mereka memiliki fokus dan perhatian pada pengembangan industri ekonomi kreatif serta berharap Ganjar-Mahfud dapat memfasilitasi potensi tersebut.

Untuk itu, Ganjar menyebutkan salah satu dukungannya nanti ialah mempercepat penyediaan layanan internet cepat hingga ke wilayah terluar di Indonesia.

“Kami dapat fasilitasi dengan internet cepat agar anak-anak Indonesia yang berada di ujung Indonesia sana bisa juga mempunyai knowledge yang bagus,” katanya.

Dengan memiliki pengetahuan yang bagus, pihaknya juga akan menyediakan creative hub sehingga sesama anak muda dapat berkesempatan untuk menjalin kolaborasi.

Pada kesempatan yang sama, Ganjar juga membeberkan resepnya untuk melakukan regenerasi petani. Ia mengatakan menarik minat anak muda bisa dilakukan salah satunya dengan menerapkan modernisasi pertanian, serta akan menggelontorkan insentif.

Dalam 10 tahun terakhir, jumlah penduduk Indonesia bertambah 25,5 juta jiwa. Sedangkan jumlah petani berkurang 1,7 juta jiwa. Jumlah petani akan terus berkurang karena 32 persen petani berusia di atas 60 tahun.

Sedangkan anak-anak muda kurang berminat menjadi petani baru. Ekosistem pertanian juga belum baik. Sebanyak 59 persen petani menggarap lahan di bawah 0,5 hektare.

Ganjar mengaku pernah bertanya ke beberapa anak muda soal keinginan menjadi petani. Jawaban mereka beragam. “Satu, ideologis. ‘Kami akan melakukan karena kami akan tahan dan daulat.’ Tapi yang lain, ‘Pak, enggak menjanjikan, lebih baik jadi pegawai di Kadin’, gitu. Enggak mau dia,” ujar Ganjar.

Untuk itulah, menurut Ganjar, anak-anak muda harus diberikan insentif berupa pelatihan dan teknologi yang memudahkan mereka. “Maka insentif mesti diberikan. Dengan cara itu anak muda, saya tanya ‘Kenapa Anda enggak mau ke sawah? Kenapa enggak mau peternak?’, ‘Bau kotor’ tapi ketika saya menemukan anak-anak muda yang ideologi, ‘Pak kasih kami pelatihan dan teknologi pak, mudahkan,” ujarnya. (nas)

Exit mobile version