INDOPOS.CO.ID – Pengamat Militer dan Intelijen, Connie Rahakundini Bakrie menyatakan ada usaha keras dari pihak istana untuk memenangkan sang ‘putra mahkota’ yang juga sering disebut ‘anak haram konstitusi’, Gibran Rakabuming Raka.
Usaha itu, sambung Connie, tampak dari berbagai bukti ketidaknetralan aparatur negara di berbagai daerah.
“Pak Prabowo, menurut saya hanya digunakan sebagai ‘kendaraan’ untuk sang putra mahkota,” ujar Connie dalam Abraham Samad SPEAK UP, baru-baru ini.
Connie pun mencontohkan kasus Boyolali, yang menurutnya terjadi karena adanya perintah. Dia menegaskan, bertindaknya belasan anggota TNI keluar markas untuk menghajar rombongan knalpot brong, bukan sekadar ‘kecelakaan’, tetapi karena adanya perintah.
Connie pun menyesalkan pernyataan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak dalam salah satu talkshow, yang seakan membenarkan tindak kekerasan oleh para anggota TNI tersebut.
“Alasan yang dia bilang, pawai itu pelanggaran lalu lintas, tapi itu khan urusannya polisi. Lalu dia bilang itu polusi udara, itu juga urusannya KLHK. Janganlah bikin pembenaran yang membuat orang bertanya, ‘tahu kah anda tupoksi anda’,” ungkap Connie.
Connie melanjutkan, belum tuntas kasus Boyolali, muncul kekerasan di Manado ketika oknum TNI menghajar rombongan pengantar jenazah. Namun, peristiwa itu bersamaan dengan kampanye perdana PDI Perjuangan di Manado.
Connie pun mempertanyakan, mengapa kekerasan dan intimidasi yang melibatkan oknum TNI itu selalu menyasar PDI Perjuangan atau pendukung Calon Presiden nomor 3, Ganjar Pranowo.
“Apakah itu kebetulan? Saya ini pengguna medsos, saya tahu di daerah lain ada rombongan partai-partai lainnya seperti PSI yang juga knalpot brong. Tapi mereka gak ada yang digebukin,” ungkap Connie.
Connie pun mengungkapkan, ada skenario untuk memenangkan putra mahkota satu putaran dalam Pilpres nanti.
“Ini ada upaya keras istana untuk menangkan putra mahkota satu putaran, tapi saya gak menyalahkan Pak Prabowonya, yang cuma dipakai sebagai kendaraan,” ujarnya. (dam)