INDOPOS.CO.ID – Tim dosen dari Universitas Mercu Buana (UMB) menerapkan teknologi Internet of Things (IoT) untuk mendeteksi level air pada sistem irigasi yang digunakan pada area persawahan di Desa Krandegan, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka menjalankan Tridharma Perguruan Tinggi yaitu penelitian dan pengabdian masyarakat.
Pada tahun 2023, Universitas Mercu Buana terpilih sebagai salah satu Perguruan Tinggi yang menerima pendanaan Matching Fund 2023 dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk melakukan pendampingan kepada para petani di Desa Krandegan.
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka mendukung program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di Perguruan Tinggi. Hal ini juga sejalan dengan pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) No. 3 yaitu dosen berkegiatan di luar kampus dan IKU No. 5, di mana hasil kerja dosen digunakan oleh masyarakat.
Dalam program Matching Fund Tahun 2023 tersebut, UMB menggandeng mitra Yayasan Energi Nusantara Mengabdi dalam merancang pompa air bertenaga surya yang menggunakan teknologi IoT. Pengusul dari kegiatan ini diketuai oleh Dr. Eng. Imam Hidayat, dengan anggota Akhmad Wahyu Dani, ST, MT. Alasan program Matching Fund Tahun 2023 ini dilaksanakan di Desa Krandegan karena desa ini merupakan Desa SDGs yang menjadi percontohan praktek SDGs bagi desa-desa lainnya di seluruh Indonesia.
Founder Yayasan Energi Nusantara Mengabdi, Irvan Hermala, menyatakan program Matching Fund Tahun 2023 bersama UMB ini sangat memberikan dampak positif bagi masyarakat. Hal ini dikarenakan selain memberikan solusi atas permasalahan yang dialami oleh desa dalam hal keberlanjutan sistem irigasi persawahan yang ada saat ini, program ini juga memberikan transfer ilmu pengetahuan baru kepada masyarakat dalam memanfaatkan teknologi yang mutakhir.
Dengan menggunakan sumber energi tenaga surya dan adanya sistem iot untuk pendeteksi kelembaban pada sistem irigasi persawahan, diharapkan penggunakan mesin diesel dapat disubtitusi dalam rangka mengurangi emisi karbon. Dengan demikian, desa dapat memiliki sistem irigasi persawahan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan sesuai dengan prinsip-prinsip SDGs.
Kepala Desa Krandegan, Dwinanto S.E., mengucapkan terima kasih kepada Universitas Mercu Buana dan Yayasan Energi Nusantara Mengabdi atas program yang dijalankan di Desa Krandegan tersebut. Dengan adanya program ini, masyarakat menjadi semakin familiar dengan teknologi sel surya dan aplikasi IoT sehingga warga desa yang terkesan kurang berpengetahuan dapat ditepis dengan kehadiran program ini. Sekarang Desa Krandegan makin memantapkan diri sebagai desa yang mampu menerapkan praktek-praktek SDGs di Indonesia. (ibs)