INDOPOS.CO.ID – Akademisi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri mengkritik, bobroknya demokrasi yang terjadi belakangan ini di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Salah satu penyebabnya, munculnya dinasti politik.
Ia mengakui, Indonesia pernah disegani karena memiliki kualitas demokrasi. Berdasar data indeks demokrasi dari lembaga V-Dem. Saat ini, Indonesia berada di urutan ke-87. Sementara tahun 2014 pernah berada di urutan 63 dunia.
“Jokowi jadi presiden demokrasi sedang marak-maraknya. Mencapai level tertinggi, kita menjadi negara demokrasi yang disegani, sekarang kita mingkem, malu membicarakan demokrasi karena sudah dirampok oleh Jokowi,” kata Faisal Basri dalam acara Universitas Memanggil di Gedung IMERI Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (14/3/2024).
Ia menyinggung, upaya penguasa cenderung memaksakan kehendak dan menerobos aturan demi anggota keluarganya menjadi peserta Pemilu 2024. Padahal langkah tersebut menuai banyak kritik.
“Karena dia tahu demokrasi yang genuine tidak memungkinkan dinasti politik hadir. Dia harus rusak dulu demokrasi, baru Gibran bisa jadi wakil presiden,” kritik Faisal.
Menurutnya, cara yang dilakukan Jokowi sebagai ketidakperdayaan suatu lembaga menjalankan kewenangannya. “Apa yang dia lakukan, dia perlemah institusi demokrasi,” nilai ekonom ternama itu.
V-Dem Democracy Index 2024 melaporkan bahwa ranking Indonesia terjun bebas dari 79 ke 87. Skornya turun dari 0,43 menjadi 0,36 mendekati 0. Angka tersebut kalah dari negara tetangga.
“Lebih rendah dari Papua Nugini dan Timor Leste. Terbaru. Kita terbaik di urutan 63, sekarang 87, skornya terbaik 0,53, dibikin sama Jokowi tinggal 0,36,” papar Faisal. (dan)