Gernas BBI Kembangkan Inovasi SMK Jadi Produk UMKM dan Koperasi

Gernas-BBI

Pameran Business Matching Tahap VII Tahun 2024. (Kemendikbudristek untuk Indopos.co.id)

INDOPOS.CO.ID – Ada 182 stan pameran business matching tahap VII tahun 2024. Pameran bertema “Kemandirian Produk Dalam Negeri Menuju Indonesia Emas” tersebut memamerkan produk-produk inovasi satuan pendidikan.

Keberhasilan satuan pendidikan vokasi dalam menghasilkan produk-produk lokal yang inovatif cukup menarik perhatian para pengunjung.

Sekretaris Jenderal, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Riset, Teknologi (Kemendikbudristek) Suharti, mengatakan, bahwa pameran business matching tahap VII 2024 menjadi salah satu upaya pemerintah untuk mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI).

Menurut dia, keberhasilan gerakan tersebut diyakini dapat mendorong perkembangan industri dalam negeri, peningkatan lapangan kerja baru, penyerapan tenaga kerja, dan memperkuat pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

“Dalam rangka menyukseskan Gernas BBI, kami meningkatkan pengembangan produk dalam negeri yang dilakukan oleh satuan pendidikan terutama SMK untuk menjadi produk usaha mikro, usaha kecil, dan koperasi, serta meningkatkan pengembangan produk dalam negeri oleh perguruan tinggi untuk menjadi produk substitusi impor,” ujar Suharti dalam keterangan, Selasa (19/3/2024).

Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek, Kiki Yuliati, menambahkan, bahwa sejak awal Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi terus berupaya memastikan relevansi lulusan vokasi untuk menjawab dan memenuhi kebutuhan masyarakat termasuk dunia usaha dan dunia industri.

“Saat ini anak-anak vokasi bukan hanya belajar membuat dan melakukan praktik. Namun, mereka juga sudah memperhatikan bahwa kalau mereka memproduksi sesuatu ada kepentingan pelanggan yang harus dipikirkan. Dengan kesadaran tersebut, maka dampak positif tersebut juga dirasakan oleh perguruan tinggi. Pada level perguruan tinggi, riset yang mereka lakukan akan semakin maju dan berkualitas,” ujarnya.

Dia berharap produksi vokasi terus berkembang, memproduksi karya secara massal, dipasarkan ke pasar industri, dan dipakai oleh masyarakat Indonesia.

“Kami diberi arahan oleh Menko Luhut agar ayo buat produksi yang lebih baik lagi, menyiapkan hasil inovasi ini agar dapat dipakai oleh masyarakat,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala SMKN 2 Salatiga, Sriyanto menuturkan sepanjang pameran berlangsung setidaknya sudah ada lebih dari 10 pihak yang telah melakukan komunikasi untuk membahas kemungkinan-kemungkinan kerja sama. Pembicaraan awal kerja sama tersebut tidak hanya dari kalangan industri, tetapi juga berasal dari pemerintah daerah, hingga asosiasi.

“Rata-rata mereka ingin mengajak kerja sama untuk menghasilkan produk-produk inovasi lokal, utamanya produk yang ramah disabilitas,” kata Sriyanto. (nas)

Exit mobile version