Koppasindo Optimistis Anies Mampu Bangun Kualitas Perdagangan Indonesia

ip

Diskusi kelompok terpumpun (focus group discussion/FGD) Komite Pedagang Pasar Tradisional Seluruh Indonesia (Koppasindo) bersama para pengamat kebijakan publik dalam tema Resolusi Pasar Tradisional di tengah gempuran pasar modern dan pasar online. Foto: Feris Pakpahan/INDOPOS.CO.ID

INDOPOS.CO.ID – Ketua Umum Komite Pedagang Pasar Tradisional Seluruh Indonesia (Koppasindo) Gusnal, menekankan pentingnya pasar tradisional untuk berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi serta preferensi konsumen guna tetap kompetitif dengan pasar modern dan online.

“Dalam diskusi ini, fokus utamanya tidak hanya pada perencanaan pasar ke depan, tetapi juga pada pembahasan kebijakan pemerintah yang perlu dipertahankan atau diubah demi kebaikan dan kemajuan pedagang tradisional dan online. Koppasindo berencana segera melakukan pertemuan dengan Anies untuk membahas catatan ini,” kata Gusnal, kepada media, Rabu (20/9/2023).

Menurutnya, pasar tradisional perlu meningkatkan layanan, menjaga kualitas produk, dan memanfaatkan teknologi untuk memperluas cakupan mereka. Selain itu, kerja sama dengan pemerintah dan dukungan dari masyarakat juga dapat membantu pasar tradisional bertahan dan berkembang di era digital ini.

“Kami berharap dapat mengeluarkan resolusi di seluruh Indonesia kepada calon presiden, yaitu Pak Anies, agar menentukan langkah-langkah, aturan, atau keputusan yang mendukung dan menjaga stabilitas para pedagang,” ujar Gusnal.

Pendapat serupa diungkapkan oleh pengamat kebijakan publik dari Universitas Prof Dr Moestopo Beragama, Taufiqurokhman. Ia menyatakan perdagangan tradisional di Indonesia sedang menghadapi tantangan serius akibat dominasi pasar modern dan online, yang menyebabkan penurunan jumlah pelanggan.

“Pasar tradisional harus bersaing dengan supermarket dan pusat perbelanjaan modern yang menawarkan kenyamanan dan berbagai pilihan produk. Selain itu, perubahan preferensi konsumen juga menjadi tantangan, di mana banyak konsumen beralih ke pembelian online karena kenyamanan, harga lebih terjangkau, dan pilihan produk yang lebih beragam,” ucapnya.

Sementara itu, Pengamat Pasar Tradisional, Jhon Odhius menyebut kendala teknologi dan akses internet juga menjadi masalah karena pedagang tradisional sering kesulitan dalam mengadopsi teknologi dan menjalankan bisnis online akibat keterbatasan akses internet dan keterampilan digital.

“Salah satu solusi yang dapat diterapkan adalah memberikan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan digital mereka, berkolaborasi dengan platform online, dan mencari cara inovatif untuk menarik pelanggan ke pasar tradisional,” ungkapnya.

Selain itu, kata Jhon, perlu ditekankan bahwa diperlukan regulasi yang sesuai untuk menghadapi dan mengatur keberadaan pasar e-commerce dan marketplace yang saat ini menjadi topik pembicaraan.

“Sikap dan gagasan dari pemerintah sangat dibutuhkan untuk mendukung pedagang tradisional yang tengah menghadapi era digitalisasi. Pemerintah tidak boleh melupakan pasar tradisional karena pasar ini merupakan akar dari aktivitas jual beli di masyarakat. Digitalisasi adalah sebuah keniscayaan yang tidak dapat dihindari, dan perkembangan zaman membuat digitalisasi menjadi kebutuhan bagi masyarakat di seluruh dunia,” pungkasnya. (fer)

Exit mobile version