Pakar: Dibanding Gibran, Yusril Jauh Lebih Kompeten Jadi Cawapres Prabowo

Pakar: Dibanding Gibran, Yusril Jauh Lebih Kompeten Jadi Cawapres Prabowo - yusril 2 - www.indopos.co.id

Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra, saat berbincang dengan media di Jakarta, Kamis (12/10/2023). Foto: Istimewa

INDOPOS.CO.ID – Pakar ilmu komunikasi Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing mengatakan, Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra lebih kompeten dan berpengalaman menjadi calon wakil presiden (cawapres) untuk mendampingi calon presiden (capres) Prabowo Subianto dibanding Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.

Hal ini dikatakan Emrus menyikapi menguatnya nama putra Presiden Joko Widodo itu menjadi cawapres mendampingi Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia (Gerindra) Prabowo Subianto.

“Jika kita melihat secara jujur ada salah satu sosok yang memiliki kapabilitas, profesionalitas, leadership, manajerial, pengalaman pengelolaan pemerintahan dan sebagainya yaitu Yusril Ihza Mahendra,” ungkapnya, kepada media, Jumat (13/10/2023).

Emrus mengatakan, ada 7 alasan mengapa Prabowo dan Yusril cocok untuk berdampingan pada pemilihan presiden (pilpres) 2024.

Pertama, Yusril punya magnit elektoral yang bagus utamanya dari luar Pulau Jawa.

“Ini tentu modal elektoral bagi Prabowo memenangkan pertarungan pilpres,” cetusnya.

Kedua, Yusril mempunyai relasional yang sangat dekat dengan tokoh agama dan komunitas religius yang penganutnya mayoritas di negeri ini.

“Tentu ini juga merupakan modal politik elektoral,” katanya.

Ketiga, Yusril sangat dikenal masyarakat luas secara nasional karena ketokohannya.

Keempat, Yusril juga dikenal sebagai guru besar hukum yang kredibel dan pengacara kawakan. Kasus yang dibela selalu mendapat sorotan dan dukungan positif dari berbagai kalangan di tengah masyarakat.

Kelima, pendangan profesor hukum ini acapkali mendobrak kebuntuhan hukum di ruang publik.

“Ia selalu memberikan melontarkan ide dan gagasan hukum serta menawarkan solusi hukum dalam suatu diskusi atau dialog,” terang Emrus.

Keenam, Yusril menawarkan kedaulatan hukum di tanah air. Sebab, sampai saat ini, penanganan hukum di negeri kita masih jauh dari harapan mayoritas rakyat Indonesia.

Ketujuh, Yusril juga salah satu pimpinan partai pengusung Prabowo ini, sangat rendah hati dan tidak grasak-grusuk.

“Ia malah memosisikan dirinya sebagai cawapres alternatif, jika terjadi deadlock di koalisi Prabowo,” kata Emrus

Oleh sebab itu, lanjutnya, di koalisi ini bisa saja terjadi kekuatan tarik-menarik dengan muatan politik sektoral masing-masing partai.

“Padahal sebenarnya Yusril memiliki kompetensi untuk capres,” tuturnya. (yas)

Exit mobile version