INDOPOS.CO.ID – Pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) tinggal menghitung hari. Diperkirakan tingginya angka golput (golongan putih) bisa membatalkan pelaksanaan pemilu satu putaran.
Sebab, golput dimaknai sebagai pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya tersebut diperkirakan tinggi di pemilu 2024. Sebelumnya, pada 2004 tingkat golput sebesar 24,76 persen. Kemudian di 2009 lalu golput naik menjadi 28,2 persen.
Sementara di 2014 golput naik kembali menjadi 30,4 persen. Dan di 2019 golput mengalami penurunan menjadi sebesar 18,03 persen.
“Survei mengandalkan tingkat partisipasi 100 persen atau golput 0 persen, karena pemilih didatangi,” kata Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby dalam keterangannya, Sabtu (10/2/2024).
Ia mengakui pemilih yang datang ke tempat pemungutan suara (TPS) dengan tingkat partisipasi 100 persen atau golput 0 persen sangat sulit tercapai.
“Jika tingginya golput di pemilih Prabowo-Gibran secara tidak proporsional, maka dukungan yang diraih akan turun, sehingga tidak mencapai 50 persen lebih,” katanya.
Sebelumnya, ia mengatakan, pemilihan presiden (Pilpres) 2024 terbuka lebar berakhir satu putaran saja untuk Prabowo-Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Karena pasangan ini sudah menembus dukungan 53,5 persen.
Hasil survei simulasi kertas suara Pilpres Februari 2024, Prabowo-Gibran berada di posisi teratas dengan elektabilitas sebesar 53,5 persen. Posisi kedua Anies-Muhaimin dengan elektabilitas 21,7 persen. Posisi ketiga Ganjar-Mahfud dengan elektabilitas sebesar 19,2 persen.
Sebesar 5.5 persen menyatakan belum memutuskan/rahasia/tidak tahu/tidak jawab. Adapun suara tidak sah sebesar 0.1 persen.
“Dilihat secara tren, satu putaran semakin terbuka lebar,” ucapnya.
Di survei awal Januari 2024, elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 46,6 persen. Survei Akhir Januari 2024 terjadi kenaikan menjadi 50,7 persen. Saat ini di awal Februari elektabilitas Prabowo-Gibran terus naik menjadi 53,5 persen.
“Dalam satu bulan (Januari ke Februari 2024) terjadi kenaikan 6,9 persen untuk Prabowo-Gibran. Dalam satu minggu (akhir Januari ke awal Februari 2024) terjadi kenaikan 2,8 persen,” ungkapnya.
“Jika tren ini bisa terus dipertahankan, maka satu putaran kian terbuka lebar,” imbuhnya. (nas)