INDOPOS.CO.ID – Sidang sengketa Perselihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden telah selesai. Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan menolak seluruh permohonan yang diajukan calon presiden-calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 01, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan capres-cawapres nomor urut 03, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Senin (22/4/2024).
MK menyatakan permohonan pemohon “tidak beralasan menurut hukum seluruhnya”. Dengan keluarnya keputusan MK tersebut, Pengurus Inti Relawan KIPRA (Kita Prabowo) melaksanakan tumpengan sederhana. Acara tersebut sebagai tanda ucapan syukur atas pengesahan kemenangan pasangan Jenderal TNI (HOR) (Purn) Prabowo Subianto Djojohadikusumo dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2024-2029.
Ketua Umum KIPRA Nasional Ferdinan Watti mengatakan, KIPRA mendukung penuh Visi dan Misi Prabowo-Gibran. KIPRA dalam waktu dekat akan melakukan konsolidasi dan silaturahmi nasional seluruh relawan se-Indonesia.
“KIPRA siap berkontribusi aktif dalam mensukseskan program program pemerintah di bawah kepemimpinan Prabowo-Gibran,” ujar Ferdinan dalam keterangannya, Selasa (23/4/2024).
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) KIPRA DKI Jakarta Yoseph Garo Rantetoding menambahkan, anggota Relawan KIPRA sangat potensial dan memiliki kompetensi dalam berbagai bidang. Tentu, ini dapat berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia menuju Indonesia Emas 2045.
Pria yang memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun berkecimpung dalam dunia Information and Communication Technologies (ICT) atau Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) ini mengatakan, dunia sudah mulai bertransformasi menuju masyarakat 5.0 (Society 5.0). Selain itu perkembangan teknologi sangat cepat, kemajuan teknologi membuat dunia seakan akan sudah borderless.
“Masyarakat harus didorong untuk cepat beradaptasi dan ikut berperan aktif dalam membangun daya saing Indonesia,” kata Yoseph.
Ia menyebut, Indonesia memiliki semua potensi untuk bisa segera keluar dari jebakan midlle income trap atau perangkap pendapatan menengah, menuju negara maju. Saat ini, Indonesia tengah mendapat puncak bonus demografi yang biasa disebut window opportunity.
“Ini harus betul-betul dimanfaatkan dengan baik, Window Opportunity hanya datang sekali, kalau tidak dimanfaatkan dengan optimal akan menjadi handicap yang sangat berat,” ujar Yoseph.
“Pembangunan infrastruktur dan infostruktur harus dipercepat dan diseimbangkan, hilirisasi dalam berbagai bidang harus dijalankan dan dibarengi dengan industrialisasi secara berkesinambungan,” tambahnya. (ibs)