INDOPOS.CO.ID – Partai Golongan Karya (Golkar) disarankan untuk memecat Ketua Dewan Penasihat Luhut Binsar Pandjaitan dari internal kepartaian, jika partai tersebut mau selamat hingga 2024.
Hal tersebut diucapkan oleh Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie.
“Saya kira langkah terbaik DPP Gollkar adalah menendang Luhut. Pasalnya, meski tidak mengaku sebagai dalang Munaslub, namun pernyataan ingin menjadi ketua umum Golkar ditengah gunjang-ganjing wacana (Munaslub) itu membuat Golkar tidak akan bisa berjalan lancar hingga 2024,” ucapnya, kepada INDOPOS.CO.ID, Rabu (26/7/2023).
Jerry menuturkan, manuver Luhut tersebut terbilang mengobar-abrik soliditas internal Partai Golkar ataupun upaya pembegalan seperti halnya yang dilakukan Moeldoko terhadap Partai Demokrat.
“Setelah upaya Moeldoko gagal menjegal Demokrat kini Golkar menjadi Parpol yang ingin dikuasai rezim,” tuturnya.
Maka dari itu, pakar komunikasi politik jebolan America Global University itu menyarankan, Golkar harus bersikap tegas kepada kader yang membuat kericuhan di internal partai.
“Bisa saja Jokowi jadi ketua dewan penasehat kalau Luhut mampu mengambil alih kursi Ketum dari Airlangga Hartarto,” pungkasnya.
Sebelumnya, dalam sebuah wawancara di salah satu media nasional, Luhut mengaku akan meraih 86 kursi di parlemen jika didapuk sebagai ketua umum. Pernyataan ini Luhut sampaikan saat dikonfirmasi mengenai apakah ia menjadi aktor intelektual di balik gerakan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) di tubuh Golkar.
Mulanya, Luhut membantah dirinya mendalangi upaya penggulingan Airlangga dari kursi ketua umum. Ia kemudian menyatakan bakal memperbaiki kondisi Golkar.
“Jadi kalau saya Ketua Umum Golkar misalnya, saya mau memperbaiki saja karena saya suka memperbaiki dan saya yakin itu bisa, 86 kursi pasti dapat,” ujar Luhut dalam talkshow Rosi di YouTube Kompas TV, Kamis (20/7/2023).
Luhut pun meminta Airlangga bersikap realistis dan tidak ngotot menjadi calon presiden atau wakil presiden. Menurutnya, alih-alih menjadi partai yang seakan “menjual diri” ke sana kemari demi mendapatkan jatah calon wakil presiden, Golkar lebih tepat mengamankan kursi di parlemen.
“Kita harus bisa bikin, at least mempertahankan 85 suara sekarang, kalau bisa di atas 100,” ujar Luhut. (dil)