Lewat Kemenlu dan Kemendikbudristek, Pemerintah Minta Inggris Kembalikan Benda Bersejarah Ini

geger

Ilustrasi peristiwa geger Sepehi. (Kemendikbudristek untuk INDOPOS.CO.ID)

INDOPOS.CO.ID – Demi kepentingan nasional, Indonesia berhak meminta kembali aset dan 40 manuskrip milik Sri Sultan Hamengku Buwono II. Benda bersejarah tersebut dirampas Inggris dari Keraton Yogyakarta dalam Perang Sepehi atau Geger Sepoy pada Juni 1812.

Pernyataan tersebut diungkapkan Peneliti dan Penulis Sejarah Lilik Suharmaji dalam keterangan, Minggu (6/8/2023). Pasalnya, menurut Lilik, aset dan manuskrip tersebut bisa menjadi sarana untuk pembelajaran tentang masa lalu dan memperkaya khazanah pengetahuan tentang Indonesia, terutama Keraton Yogyakarta.

“Masalahnya, apakah pihak Inggris mau begitu saja mengembalikan aset dan manuskrip asli milik Sri Sultan HB II tersebut,” katanya.

Pasalnya, lanjut dia, beberapa waktu lalu Inggris pernah mengembalikan aset dan manuskrip kepada Keraton Yogyakarta tapi hanya dalam bentuk digital pada 2019 lalu. Bila aset dan manuskrip dikembalikan Inggris, maka perlu dipikirkan cara menyimpan artefak bersejarah tetap awet.

“Indonesia harus memiliki tempat dan teknologi yang memadai agar aset dan manuskrip milik Sri Sultan HB II tetap terpelihara dan tidak rusak,” ungkapnya.

Sementara itu, Keluarga Besar Trah Sri Sultan HB II yang kini bernaung di bawah Yayasan Vasiatti Socaning Lokika menyatakan bahwa mereka terus berjuang dan mengupayakan agar aset dan manuskrip Sri Sultan HB II dikembalikan ke Indonesia.

Mereka telah melakukan pendekatan dan koordinasi Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), serta Kedutaan Besar Indonesia untuk Kerajaan Inggris.

“Kami juga sudah mengirimkan surat resmi permohonan kepada penguasa Kerajaan Inggris, Raja Charles III, untuk mengembalikan 40 aset dan manuskrip milik Sri Sultan HB II yang kini berada di Inggris,” ujar Fajar Bagoes Poetranto, Ketua Yayasan Vasiatti Socaning Lokika, di Jakarta.

Untuk menjaga aset dan manuskrip Sri Sultan HB II itu tetap terpelihara dan terjaga, menurut Fajar, pihaknya telah bekerja sama Rumah Studi Jawa Makaradhvaja mengembangkan Pusat Skriptorium naskah-naskah klasik kuno dari abad 16 sampai dengan abad 18. Selain itu, mereka siap berkolaborasi dengan Museum Nasional.

Dia menegaskan, bahwa Trah Sri Sultan HB II mendorong Kementerian Luar Negeri untuk memfasilitasi upaya pengembalian aset, manuskrip dan benda bersejarah milik Sri Sultan HB II sesuai ketentuan undang-undang (UU) repatriasi yang berlaku.

Dia menilai ada momentum yang tepat, karena Kerajaan Inggris baru saja terjadi pergantian kepala negara. Saat ini yang memerintah adalah Raja Charles III yang menggantikan Ratu Elizabeth II yang mangkat.

“Ini mesti dimanfaatkan Pemerintah Indonesia untuk melakukan pendekatan pada Kerajaan Inggris, agar mengembalikan artefak milik Sri Sultan HB II yang telah dirampas dalam Peristiwa Geger Sepehi,” ujarnya. (nas)

Exit mobile version