INDOPOS.CO.ID – Pengamat keamanan siber Pratama Persadha menemukan, keanehan hasil penghitungan suara di situs pemilu2024.kpu.go.id pada salah satu TPS, yaitu TPS 013 Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat.
Jumlah suara yang dimasukkan kedalam sistem, berbeda dengan lembar C1 dan selisih sampai 500 suara.
“Tidak hanya jumlah suara, beberapa data tertampil di situs KPU tersebut berbeda dengan form C1, seperti jumlah DPT serta jumlah suara sah,” kata Pratama dalam keterangannya, Jakarta, Kamis (15/2/2024).
Pada situs KPU, TPS tersebut terdapat 301 jumlah pengguna. Sedangkan form C1 tertulis jumlah pemilih dalam DPT adalah 236. Hal itu sesuai dengan surat suara yang diterima TPS tersebut yaitu, sejumlah 241 surat suara.
Keanehan lainnya, jumlah suara sah di situs KPU hanya tertera dua suara, sedangkan di form C1 sejumlah 202 suara. Padahal pada baris jumlah seluruh suara sah dan suara tidak sah adalah betul sejumlah 204 suara, sesuai dengan form C1-nya.
Namun, lebih memprihatinkan adalah jumlah perhitungan suara pemilihan presiden, jumlah suara untuk paslon nomor 2 Prabowo-Gibran jumlah suara yang diperoleh tertulis di situs KPU adalah 617 suara.
“Kelebihan 500 suara, dari yang seharusnya adalah 117 suara seperti yang tertera pada form Plano C1,” beber Pratama.
Jika dilihat pada data TPS tersebut, sepertinya sistem entry data yang dipergunakan oleh KPU tidak memiliki fitur error checking. Seharusnya, hal tersebut mudah saja dimasukkan pada saat melakukan pembuatan sistem.
Sehingga kesalahan memasukkan, data baik disengaja maupun tidak disengaja tidak dapat terjadi. “Jika dilakukan error checking pada saat entry, sistem akan menolak jika jumlah perolehan suara pemilihan presiden diatas jumlah suara yang sah,” tuturnya.
Kemudian sistem, juga akan menolak jika penjumlahan jumlah suara sah ditambah surat suara tidak sah tidak sama dengan baris jumlah seluruh suara sah dan suara tidak sah. “Ini hanya, contoh kesalahan di salah satu TPS,” imbuhnya.
Menurutnya siapapun pemenang kontestasi politik merupakan pilihan terbaik bangsa Indonesia, akan tetapi hal seperti itu seharusnya tidak terjadi karena rawan untuk menjadi kesalahan. (dan)