INDOPOS.CO.ID – Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis sebanyak 57 persen responden percaya bahwa terdapat tindakan korupsi dalam penyelenggaraan ajang balap mobil Formula E.
Dalam sebuah keterangan rilis, pendiri SMRC, Saiful Mujani, mengungkapkan bahwa isu dugaan korupsi dalam Formula E memiliki kaitan erat dengan Pemilihan Presiden tahun 2024. Oleh karena itu, SMRC melakukan penelitian untuk mencari hubungan antara Formula E dengan pilihan calon presiden pada Pilpres 2024.
Pada Maret 2023, SMRC menemukan bahwa hanya 21 persen orang yang mengikuti perkembangan isu korupsi dalam penyelenggaraan Formula E. Meskipun angka ini terlihat besar, dari total populasi sekitar 200 juta orang, hanya sekitar 40 juta yang benar-benar mengikuti kasus dugaan korupsi Formula E. Oleh karena itu, Saiful menegaskan bahwa angka tersebut masih jauh dari mayoritas.
Menurut Saiful, apabila isu dugaan korupsi dalam Formula E semakin tersebar di masyarakat, jumlah orang yang meyakini adanya tindakan korupsi dalam acara tersebut bisa jadi akan bertambah, bahkan mencapai 100 juta warga.
“Jika jumlah orang yang mengetahui isu dugaan korupsi dalam penyelenggaraan Formula E meningkat, maka kecenderungan sentimen negatif terhadap adanya tindakan korupsi dalam acara tersebut akan semakin tinggi. Saat ini, dari 21 persen orang yang mengikuti perkembangan isu tersebut, 57 persen di antaranya yakin terdapat tindakan korupsi dalam penyelenggaraan Formula E. Jika jumlah orang yang mengetahui isu ini naik sebesar 50 persen, maka bisa saja jumlah orang yang percaya akan adanya korupsi dalam Formula E mencapai 100 juta warga,” katanya yang dikutip dari laman saifulmujani.com, Jumat (28/4/2023).
Dia menuturkan, SMRC kemudian melakukan penelitian lebih lanjut terhadap 21 persen orang yang mengikuti perkembangan isu tersebut untuk mengetahui seberapa besar keyakinan mereka terhadap adanya tindakan korupsi dalam penyelenggaraan Formula E. Hasilnya menunjukkan bahwa 57 persen responden yakin bahwa terdapat tindakan korupsi dalam penyelenggaraan Formula E, sedangkan 31 persen tidak yakin dan 11 persen tidak mengetahui hal tersebut.
“Sebenarnya, yang perlu dilakukan adalah meningkatkan sosialisasi terkait isu dugaan korupsi dalam penyelenggaraan Formula E. Saat ini, banyak masyarakat yang tidak mengetahui isu tersebut, sehingga cenderung netral. Namun, jika masyarakat sudah mengetahui hal tersebut, kecenderungan sentimen negatif terhadap adanya tindakan korupsi dalam acara tersebut akan semakin tinggi,” tutupnya. (fer)