INDOPOS.CO.ID – Ketua Komisi VIII DPR RI Ashabul Kahfi mengingatkan kepada petugas dan jamaah haji lebih waspada terkait dengan cuaca ekstrem yang mencapai 45 derajat Celsius di Tanah Suci Mekkah.
Menurutnya, iklim ekstrem di Arab Saudi saat musim haji yang sedang berlangsung merupakan fenomena alam yang tidak dapat diintervensi oleh manusia dengan pengetahuannya. “Sehingga manusia hanya bisa dengan ilmu memberikan petunjuk hal-hal apa saja yang bisa dan tidak bisa dilakukan pada kondisi iklim seperti itu. Sehingga hal yang berpotensi menurunkan stamina khususnya jamaah usia lanjut dan jamaah dengan risiko tinggi (Risti) dapat diminalisir,” kata Kahfi kepada INDOPOS.CO.ID, Senin (12/6/2023).
Politisi PAN ini juga meminta kepada petugas haji agar terus mengimbau kepada jamaah agar tidak memaksakan diri salat di Masjidil Haram. “Khususnya kepada lansia dan juga apabila kondisi kesehatan yang kurang mendukung,” serunya.
Kemudian, lanjut Kahfi, petugas haji juga harus tetap mengingatkan jamaah untuk rajin minum agar tidak dehidrasi. “Dan tentunya juga harus ditunjang dengan suplemen, serta taat dan mengikuti segala hal yang menjadi protokol dalam menghadapi cuaca panas ekstrem,” jelasnya.
Ketika ditanya apakah sudah tepat antisipasi pemerintah terhadap cuaca panas ekstrem kepada jamaah haji, Kahfi menjelaskan bahwa setiap kebijakan pemerintah dalam mengatasi cuaca panas ekstrem pasti berbasis pengetahuan, khususnya dalam aspek kesehatan. “DPR RI khususnya Komisi VIII akan mendukung setiap kebijakan dalam konteks penanganan cuaca ekstrem selama didukung oleh argumentasi ilmiah,” ucapnya.
Meski begitu, lanjutnya, cuaca ekstrem tidak akan mempengaruhi kebijakan dalam penambahan anggaran haji tahun depan. “Karena ini berkenaan dengan alam dalam kekuasaan Tuhan,” tandasnya. (dil)