INDOPOS.CO.ID – Ruas jalan betonisiasi yang menghubungkan Pasir Cikuray-Cisitu, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, sepanjang 2 kilometer dengan anggaran yang berasal Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) APBN 2023 melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 tahun 2023 tentang percepatan peningkatan konektivitas jalan daerah, kini dalam kondisi rusak dan ambrol di sejumlah tiitk.
Padahal ruas jalan beton itu baru saja dibangun 4 bulan lalu oleh salah satu kontraktor asal Jakarta yang memenangkan tender senilai Rp 11,6 miliar itu.
Berdasarkan pemantauan di lokasi, banyak ditemukan kondisi jalan patah pada ruas beton jalan itu, bahkan tembok penahan tebing ( TPT) ada yang sudah ambrol, sehingga kondisi jalan saat ini tidak layak dilalui oleh kendaraan.
Kesepuhan adat Cisitu H Yoyo Yohenda alias Abah Uta bin alm Olot HM Sukri kepada indopos.co.id mengatakan, kerusakan ruas jalan yang baru saja dibangun itu disebabkan oleh kualitas pekerjaan yang tidak maksimal dari kontraktor, diantaranya kurangnya kualitas pembangunan pondasi pada badan jalan, dan minimnya penutupan lapisan pondasi, termasuk memasanag kerangka beton dan pemasangan batu yang tidak maksimal.
“ Kalau menurut saya, rusaknya jalan beton yang baru dibangun itu akibat kurangnya pemasangan besi yang seharusnya dipasang di setiap segmen, ini malah dipasang pada setiap 3 segmen terutama di jalan yang sudah masuk ke area Gunung Walang,” ungkap Abah Yoyo kepada indopos.co.id, Kamis (2/5/2024)
Selain itu, pengecoran yang seharusnya memakai mobil molen cor namun ini malah diangkut pakai mobil dump truk, sehingga beton pada saat sampai ke lokasi pengerjaan jalan terjadi kekeringan, sehingga harus di kasih campuran air lagi
“Kalau rusaknya jalan itu dianggap akibat pergeseran tanah maka pasti hanya terjadi di satu titik saja. Inikan hampir terjadi dipanjang jalan, dan andaikan saja ada anggapan itu adalah akibat gempa Garut, inikan jalan itu patah patah sebelum adanya gempa terjadi,” ujarnya.
Abah Yoyo membandingkan pembangunan jalan beton di daerah tersebut yang menggunkan mobil cor melon dan pengerjaannya sesuai spesifikasi hingga kini tidak mengalami kerusakan dan hasilnya sangat maksimal.
“Kami masyarakat meminta kepada Kementerian PUPR RI segera menyelesaikan lanjutan sisa pekerjaan jalan yang belum diselesaikan sesuai komitmen dan janji sebelumnya,” tegas Kesepuhan Adat Cisitu ini.
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Banten, Wahyu Supriyo Winurseto yang dikonfirmasi menjelaskan, kerusakan jalan beton yang baru dibangun itu masih menjadi tanggungjawab dari kontraktor yang mengerjakan proyek tersebut karena masih dalam masa pemeliharan.” Proyek itu masih masa pemeliharaan, biar nanti kontraktor itu yang memperbaiki,” ujar Wahyu.
Sementara PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) 3, Satuan Kerja (Satker) Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah 2, BPJN Banten Zakaria melalui seorang stafnya Abdul kepada indopos menjelaskan, kerusakan ruas jalan beton yang menghubungkan Pasir Kuray- Cisitu yang baru selesai dibangun 4 bulan lalu itu adalah akibat curah hujan tinggi sehingga menyebabkan terjadinya pergeseran tanah.
“Itu akibat terjadinya pergeseraan tanah, namun jalan itu akan dibongkar lagi oleh kontraktor untuk diperbaiki, karena masih dalam masa pemeliharaan sehingga masih menjadi tanggungjawab kontraktor,” jelasnya. (yas)