INDOPOS.CO.ID – Ruang digital harus diisi dengan konten positif dan karya-karya yang baik. Apabila menemukan konten negatif bisa diadukan ke Kemenkominfo.
Pernyataan tersebut diungkapkan Direktur Pemberdayaan Informatika, Kemenkominfo Bonifasius Wahyu Pudjianto dalam keterangan, Sabtu (9/9/2023).
Ia menuturkan, bagi para korban penipuan online atau ragu dalam pembelian online pun bisa mengadukan ke Kemenkominfo.
“Kita bisa mengecek rekening pelaku melalui cekrekening.id. Dan apabila diteror nomor tidak dikenal bisa diadukan di aduannomor.id. Jadi jangan takut untuk bertindak sendiri,” katanya.
Ia menekankan agar masyarakat membanjiri ruang digital dengan konten positif, agar tercipta tercipta ruang digital yang aman dan ramah. Sebab, ruang digital tak terpisahkan di era kemajuan teknologi saat ini.
“Masyarakat harus andil dalam menciptakan ruang digital yang kondusif, karena media sosial tak terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari,” ungkapnya.
Hal yang sama diungkapkan Sekretaris Eksekutif Konsos Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Romo Anthonius Stevel Lalu. Ia mengatakan, ada dampak sosial yang muncul saat menggunakan media sosial secara tidak bijak.
“Kami melihat perkembangan teknologi secara positif. Sebab, teknologi dinilai sebagai rahmat dan berkah yang kami terima,” ujarnya.
“Tentu kita harus menyadari tentang bahaya potensi negatif dari informasi ini,” imbuhnya.
Ia menekankan, agar umat menyebarkan cinta kasih melalui media sosial. Karena, tak sedikit berita bohong (hoaks) berseliweran di ruang digital. Untuk itu, menurut dia, pengguna media sosial bertanggung jawab memverifikasi kebenaran informasi sebelum membagikannya.
“Paus Fransiskus mengingatkan kita, Kasih adalah bahasa yang dapat dipahami oleh semua orang, termasuk yang tidak memiliki agama. Oleh karena itu, dalam bermedia sosial, kasih tidak memandang agama, ras, atau latar belakang lainnya. Kasih adalah prinsip universal yang harus mengarahkan perilaku kita di media sosial,” katanya.
“Saya mengutip dari Paus Benediktus XVI pernah mengatakan, Kebenaran itu sendiri tidak selalu populer dan seringkali benar bukan yang paling mudah atau nyaman,” imbuhnya.(nas)