Singgung Program Makan Siang Gratis, Ganjar: Rakyat Tidak Boleh Dibohongi

singgung

Calon Presiden Ganjar Pranowo. Foto: istimewa

INDOPOS.CO.ID – Jelang pemilihan presiden (Pilpres) 2024, pemilih diajak untuk semakin kritis. Setiap orang diberi tanggung jawab untuk memberikan pendidikan politik kepada rakyat, agar mereka tidak dibohongi oleh jargon, program, dan gimmick yang ditawarkan dan dipertontonkan oleh setiap paslon (pasangan calon).

Hal ini disampaikan oleh calon presiden nomor urut tiga Ganjar Pranowo saat menghadiri acara deklarasi dukungan dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) di Gedung Serbaguna GBK, Senayan, Jakarta Pusat pada Kamis (28/12/2023) kemarin.

“Alumni GMNI adalah intelektual. Mari kita makin kritis pada soal jargon, progam, dan gimmick. Karena dibalik politik yang besar, debat yang ditonton, tepuk tangan yang sangat meriah sebenarnya ada tanggung jawab moral kita untuk melakukan pendidikan politik kepada rakyat. Jangan bohongi rakyat, ”ujar Ganjar Pranowo.

Capres usungan PDI Perjuangan, PPP, Hanura, dan Perindo itu sempat menyinggung program makan siang gratis yang ditawarkan oleh pasangan nomor urut dua Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang menelan anggaran hingga Rp 450 triliun.

“Kemudian Rp400 triliun digunakan untuk makan siang?” tandas Ganjar yang disambut gelak tawa alumni dan aktivis GMNI yang hadir.

Sebelumnya, Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Ahmad Akbar Susanto meminta setiap paslon tidak menebar janji yang tidak bisa ditepati kepada rakyat.

“Yang perlu diingat oleh masing-masing calon adalah anggaran pemerintah itu terbatas. Semestinya tidak terlalu mudah membuat janji yang tidak bisa direalisasikan,” kata Akbar.

Dia juga mengkritik program makan siang gratis Prabowo-Gibran yang menurut dia tidak realistis. Dia menilai, 21 program yang ditawarkan Ganjar-Mahfud lebih baik dan realistis dibandingkan satu program makan siang gratis.

“Sebanyak 21 program Ganjar agak mendingan kalau dibandingkan program Prabowo yang muter-muter soal makan siang. Itu masih perlu diuji gagasan detailnya,” kata Akbar. (nas)

Exit mobile version