INDOPOS.CO.ID – Dalam menyambut Hari Bhakti Imigrasi ke-74 Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly, saat membuka acara Diplomatic Reception, menyatakan bahwa peran kemitraan sangat penting untuk mengatasi tantangan global.
“Diperlukan pengembangan kerja sama internasional yang lebih mendalam guna meningkatkan sinergi upaya bersama dalam menghadapi berbagai tantangan di wilayah perbatasan,” katanya dalam keterangan Rabu (24/1/2024).
Menurutnya, permasalahan seperti penyelundupan manusia, perdagangan manusia, perdagangan obat-obatan terlarang, terorisme, dan kejahatan dunia maya menjadi perhatian utama.
“Kerja sama ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam menjaga stabilitas keamanan global dan regional,” ujarnya.
Senada dikatakan Direktur Jenderal Imigrasi, Silmy Karim. Dia menyatakan bahwa dalam menjaga keseimbangan antara fasilitas dan keamanan, ada dua prioritas yang telah ditetapkan sejak awal pemerintahan ini selama 74 tahun terakhir.
“Prioritas utama kami adalah memfasilitasi pembangunan ekonomi,” kata Silmy.
Silmy menuturkan, sebagai salah satu pendekatan yang kuat untuk menarik investor asing berkualitas tinggi dan berkeuangan tinggi, Indonesia memperkenalkan program visa emas.
“Dalam kerangka kebijakan visa terbaru ini, investor asing memiliki kesempatan untuk memperoleh izin tinggal dengan rentang waktu antara lima hingga sepuluh tahun, bergantung pada besaran nilai investasi yang mereka lakukan,” tutur Silmy.
Selain itu, prioritas kedua, lanjutnya, adalah mengamankan perbatasan Indonesia dengan memanfaatkan teknologi tinggi.
“Tujuan dari prioritas ini adalah untuk menjamin keamanan Tanah Air sekaligus memperlancar pergerakan lintas batas dengan efisien,” jelasnya.
Ia menegaskan saat ini, Dirjen Imigrasi telah berhasil mengoperasikan autogate baru yang mengintegrasikan teknologi pengenalan wajah di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Jakarta, Bandara Internasional Ngurah Rai di Bali, Bandara Internasional Yogyakarta, dan Pelabuhan Batam.
“Autogate ini memberikan proses pemeriksaan keimigrasian tanpa kontak, menjadikan prosedur masuk dan keluar lebih sederhana bagi penumpang di Indonesia,” tegas Silmy.
Fasilitas ini dapat digunakan oleh warga negara Indonesia maupun warga negara asing yang memiliki paspor elektronik dan visa elektronik.
“Oleh karena itu, saya mengajak kita semua untuk bersama-sama membangun jaringan internasional yang lebih kuat dan kokoh, dengan tujuan mencapai kerjasama yang berdampak positif,” tutup Silmy.
Sebagai informasi, acara Diplomatic Reception tersebut dihadiri oleh duta besar dan perwakilan dari negara-negara sahabat, termasuk United Kingdom, Amerika Serikat, Jepang, Belanda, Australia, Republik Rakyat Tiongkok, dan negara-negara sahabat lainnya. (fer)