INDOPOS.CO.ID – Calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan mengatakan masalah terbesar di Pemilu terjadi bukan di Tempat Pemungutan Suara (TPS) melainkan sebelumnya.
“Kami ingin sampaikan pada semua, dari temuan sementara, kami menemukan masalah terbesar bukan di TPS tapi kegiatan pra-TPS,” kata Anies pada wartawan usai bertemu Tim Hukum Nasional (THN) AMIN, di Jakarta, Selasa (20/2/2024).
Menurut Anies, masalah tersebut lantas akhirnya berpengaruh pada aktivitas di TPS sehingga tak mencerminkan aspirasi rakyat yang semula ada.
“Ini temuan yang paling mendasar dan mengkhawatirkan. Jadi kualitas dari hasil Pemilu yang sesungguhnya harus mencerminkan aspirasi rakyat di dalam temuan justru sebagian bukan aspirasi rakyat,” tuturnya.
“Sehingga sebagian adalah aspirasi yang dipaksakan kepada rakyat yang sebagai sebuah praktek ketidakjujuran ini mengganggu demokrasi kita,” lanjut Anies.
Lebih lanjut, Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 itu mengajak kepada seluruh rakyat Indonesia apapun pilihannya tetap harus mengutamakan Pilpres yang jujur dan adil.
“Saya ingin mengajak kepada seluruh rakyat Indonesia apapun pilihannya Pilpres saudara-saudara sekalian tapi harus memilih Pilpres yang jujur,” tegas Anies.
“Keberhasilan atas kejujuran akan menghasilkan kekuatan moral yang kuat, tapi jika keberhasilan yang ditopang dengan pelanggaran maka dia menghasilkan cacat moral yang berdampak besar,” tutup Anies.
Sementara itu, Ketua THN AMIN, Ari Yusuf Amir menjelaskan, bahwa THN telah mengumpulkan bukti bukti kecurangan di seluruh daerah di 38 provinsi.
“Hari ini kami melaporkan semua kegiatan dan temuan THN baik nasional maupun daerah kepada Capres maupun Cawapres, kami menemukan fakta dan laporan yang telah kami verifikasi dan sudah difollowup ke Bawaslu dan akan kami lanjutkan sampai titik darah penghabisan,” ucap Ari Yusuf.
Sebagaimana diketahui, dari hasil hitung cepat atau quick count selang beberapa jam usai pencoblosan pada 14 Februari 2024 lalu, yang dilakukan oleh sejumlah lembaga survei, pasangan calon Prabowo-Gibran menempati peringkat tertinggi di atas 52 persen, meninggalkan jauh pasangan AMIN (Anies-Muhaimin) dan pasangan Ganjar-Mahfud. Sehingga berpeluang menang di satu putaran pemilu. (dil)