Kejahatan Berbasis Digital Jadi Ancaman Serius bagi Pelajar saat Ini

belajar-mengajar-online

Siswa menggunakan aplikasi online untuk kegiatan belajar mengajar Foto: dokumen INDOPOS.CO.ID

INDOPOS.CO.ID – Pengguna aktif media sosial (Medsos) saat ini sangat tinggi. Hal ini membuka potensi buruk dan ancaman kejahatan seperti penipuan, pencurian akun, dan penyebaran hoaks.

”Hoaks itu berita palsu atau kabar bohong, atau informasi yang direkayasa,” tutur Fakhrurrozi, dalam webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) secara daring, Rabu (3/4/2024).

Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak ini menyebut, hoaks bisa berupa sebuah konten (teks, gambar, video, audio). Berita bohong itu biasanya dikemas sedemikian rupa, agar bisa menarik kepercayaan masyarakat.

”Dampak hoaks bisa menimbulkan perpecahan, menurunkan reputasi seseorang, tidak lagi percaya fakta, menciptakan ketakutan, merugikan masyarakat, dan menimbulkan opini negatif,” terangnya.

Cara mengantisipasi hoaks, lanjut Fakhrurrozi, waspadai judul yang provokatif, cermati sumber berita atau alamat situs, cek keaslian foto, membaca keseluruhan berita, dan ikuti akun grup komunitas anti-hoaks.

”Hati-hati dengan judul sensasional dan provokatif dengan menyudutkan pihak tertentu, pastikan berita berasal dari media resmi, gunakan teknologi Google untuk memeriksa, baca dengan teliti dan saksama,” ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Akademisi Universitas Airlangga yang juga Sekretaris Yayasan Pendidikan Cendekia Utama Meithiana Indrasari meminta masyarakat khususnya para siswa untuk berhati-hati saat menggunakan media digital. Apalagi, di media sosial kini banyak modus penipuan dengan berbagai macam cara.

”Ada tautan undangan palsu melalui aplikasi percakapan WhatsApp, informasi lowongan kerja, bahkan informasi soal menjadi pemenang undian berhadiah. Ingat jangan sembarangan klik link,” tegasnya. (nas)

Exit mobile version