Potensi Hutan Bisa Diidentifikasi secara Digital

ipb

Kadis Kehutanan Provinsi Jabar Dodit Adrian Pancapana di Institut Pertanian Bogor (IPB). Foto: Dokumen jabarprov.go.id

INDOPOS.CO.ID – Pemprov Jabar menyambut baik teknologi i-tree hasil penelitian peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB) bekerja sama dengan United State Forest Services International Program (USFS – IP).

IPB bersama USFS – IP mengerjakan sebuah proyek bertajuk ‘Urban Forest i-tree Research Project’. Dengan i-tree, data vegetasi satu kawasan hutan dapat diidentifikasi keadaannya secara digital sehingga memudahkan para pemegang kebijakan membuat keputusan.

Menurut Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jabar Dodit Adrian Pancapana, teknologi i-tree bisa diterapkan untuk menjaga hutan di Jawa Barat.

“Ini harus kita dukung, karena bisa menjadi fondasi bagi kita untuk melakukan pendekatan penghitungan nilai tinggi dari hutan dengan potensi nilai ekonomi dari karbon,” ujar Dodit saat diseminasi ‘I-tree Research Project Hutan Kota’ di Kota Bandung, Rabu (26/7 /2023).

Menurut Dodit, para rimbawan atau penjaga hutan tidak bisa lagi hidup dari hasil penebangan pohon yang justru seharusnya dilestarikan, tetapi bisa dari potensi lain yang belum tergali dari hutan yang terlihat lebih tinggi.

“Rimbawan itu tidak bisa lagi mengandalkan dari penebangan pohon yang seharusnya dilestarikan. Dengan hasil penelitian ini kita bisa mendapatkan gambaran hasil hutan yang lain seperti _carbon trading_ yang bisa dimanfaatkan,” jelas Dodit.

Ketua Peneiliti IPB DR. Kaswanto menjelaskan, teknologi i-tree dapat memastikan dengan tepat secara data digital tentang potensi hutan secara menyeluruh, mulai dari jenis dan usia pohon, oksigen yang dihasilkan, hingga serapan karbon oleh hutan.

Dari penelitian di tiga hutan kota di Bandung yaitu Taman Hutan Raya Juanda, Taman Hutan Maluku, dan Taman Hutan Babakan Siliwangi, i-tree terbukti dapat mengetahui potensi hutan.

“Dari mulai jenis pohon, baik yang eksotis maupun endemik, potensi berapa oksigen yang dihasilkan dan berapa besar serapan karbon yang bisa diserap,” kata Kaswanto.

Menurut Kaswanto, dari gambaran tersebut, pemangku kebijakan di masa depan bisa dengan jelas mengelola dan memanfaatkan hutan kota, tidak hanya untuk kepentingan pelestarian lingkungan, tetapi juga untuk ekonomi.

“Dari hasil penelitian yang kami lakukan, akhirnya kami sampaikan lima rekomendasi yaitu, pendataan, penggunaan teknologi digital untuk database, penguatan kapasitas komunitas, pembinaan secara _realtime_ dan sistem yang berkelanjutan,” pungkas Kaswanto.

Dalam sosialisasi tersebut, selain dari Pemdaprov Jabar hadir juga pemangku kebijakan dari Kota Bandung. (Mg30)

Exit mobile version