INDOPOS.CO.ID – Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan menemui sejumlah pelaku usaha di jalur Pantura, Jawa Barat, yang omzetnya menurun setelah beroperasinya jalan tol. Pertemuan ini dilangsungkan di Rumah Makan Abah pada Sabtu (23/12/2023).
“Dulunya rumah makan kami ramai, tapi semenjak ada jalan tol jadi sepi. Sekarang kalau ada yang makan, paling cuma 1 orang. Lama-lama ini tidak menutup, sedangkan kami masih harus beli beras, bayar listrik,” demikian disampaikan seorang pelaku usaha rumah makan, Ibu Nurdaeni.
Tidak hanya restoran, usaha bengkel yang semula bisa meraup omzet hingga 50 juta, sekarang tak lagi menyentuh angka tersebut. Hal ini membuat si pemilik usaha menyerah dan beralih usaha.
Mendengar keluhan ini, Anies pun menyampaikan sejumlah solusi. Solusi tersebut hadir dalam program Tol Berkeadilan.
“Pembangunan jalan tol itu, mau tidak mau, tetap berlanjut. Di sisi lain, dibutuhkan alternatif untuk pelaku usaha sekitar,” paparnya.
Gubernur Jakarta periode 2017-2022 itu lantas menyebut tiga hal yang menjadi fokus dalam program Tol Berkeadilan. Pertama, memprioritaskan usaha makanan lokal untuk masuk ke rest area.
“Kedua, tanah yang dijadikan tol itu harus dihitung sebagai penyertaan modal. Karena kalau dikasih uang banyak dalam waktu singkat, ya habis begitu saja,” jelasnya.
Terakhir, sambung Anies, jalan-jalan tak berbayar juga harus diperhatikan. Dengan begitu, jalan yang tadinya sepi karena rusak, bisa kembali ramai.
Pemerintah dalam hal ini kata Anies harus menyiapkan modal. Koperasi sebagai salah satu tulang punggung perekonomian tidak ditinggalkan begitu saja.
“Jadi bukan kemudian didiamkan. Justru harus dibantu supaya mereka bisa tetap bergerak dan menggerakkan roda perekonomian walaupun jalannya tidak lagi jadi jalan utama lalu lintas orang,” tuturnya.
Anies berkomitmen akan membantu pelaku usaha yang terkena dampak pembangunan jalan tol dengan kegiatan usaha baru.
Dia berjanji akan membangkitkan reindustrialisasi agar daerah-daerah ini meningkat kegiatan industry yang menyerap tenaga kerja. Hal itu dilakukan Anies agar tenaga kerja yang semula bekerja bisa mendapat kesempatan lagi.
“Rumah makan ini saja ketika masih beroperasi bisa sampai 70 pekerja. Jadi begitu rumah makan ditutup, 70 orang itu hilang, bayangkan ratusan restoran,” pungkasnya. (dil)