INDOPOS.CO.ID – Pakar Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Nindyo Pramono mengatakan, rencana penjualan perdana saham initial public offering (IPO) PT Pertamina Hulu Energi (PHE) memiliki prospek bagus bagi perkembangan bisnis perusahaan.
Ia menuturkan, PHE bisa sejajar dengan perusahaan migas milik asing seperti Chevron dan Petronas. Bahkan, juga bisa sejajar dengan Singtel, perusahaan komunikasi terbesar Singapura. Aksi pelepasan saham ke publik ini, menurutnya, menandakan bahwa entitas bisnis perusahaan tersebut sudah lebih maju.
“Begitu sudah maju, sudah go public, butuh struktur modal. Perusahaan ini memiliki manajemen bagus dan berkembang,” ujar Nindyo Pramono dalam keterangan, Minggu (25/6/2023).
Tak hanya di luar negeri, masih ujar dia, sejumlah perusahaan BUMN nasional juga mengalami kemajuan setelah melakukan aksi IPO. Nindyo mencontohkan PT Perusahaan Gas Negara Tbk, yang maju pesat setelah masuk bursa saham. “Setelah go public, PGN mendapat kepercayaan bisa dapat kerjasama dengan perusahaan asing,” bebernya.
Perusahaan-perusahaan publik, lanjut dia, memiliki fundamental bisnis yang kuat. Pasalnya, sebelum menjual saham ke publik, perusahaan tersebut harus melalui serangkaian kajian atau feasibility studies. Dan sebelumnya, menurut Nindyo, korporasi tersebut juga harus mendapat persetujuan dari para pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Di sisi lain, ia juga mengatakan bahwa publik juga tak perlu khawatir. Sebab, IPO PHE tidak akan menghilangkan kepemilikan negara atas perusahaan tersebut. “Untuk melindungi kepentingan negara, Pemerintah selaku pemegang saham juga memiliki hak veto. Dengan demikian, hak negara terhadap perusahaan tersebut tidak hilang,” ujarnya.
Sebelumnya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memastikan, rencana PT Pertamina Hulu Energi (PHE) melakukan IPO akan terlaksana tahun ini. Kendati begitu, Wakil Menteri BUMN Pahala Mansury belum dapat mengungkapkan waktu pasti PHE melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). “Untuk PHE kita menunggu timing yang tepat,” ujarnya saat di Gedung DPR RI.
Menurut Pahala, penentuan waktu IPO yang tepat merupakan hal yang cukup penting untuk mendapatkan hasil yang optimal. Rencananya, PHE akan melepas sekitar 5-10 persen saham saat IPO. “(Lepas saham) antara 5-10 persen. Kalau target (perolehan dana) lihat market-nya,” katanya. (nas)