INDOPOS.CO.ID – Kunjungan itu lebih menyerupai intervensi kinerja penegakan hukum Polrestabes Medan. Cara yang dilakukan Bukit Barisan dan Polda Sumatera Utara akan mendorong normalisasi intimidasi penegakan hukum di banyak sektor.
Pernyataan tersebut diungkapkan Ketua Dewan Nasional Setara Institute Hendardi dalam keterangan tertulis, Minggu (6/8/2023). Menurut dia, pola penyelesaian semacam ini sudah berulang dalam beberapa kasus dengan konstruksi yang sama.
Di antaranya seperti di Kupang (19/4/2023) dan Jeneponto (27/4/2023). Semuanya berakhir dengan pernyataan bersama antara perwakilan institusi TNI dan Polri. Sinergi dan soliditas artifisial inilah, menurutnya, membuat kasus serupa berulang dan tidak pernah diselesaikan dalam kerangka relasi sipil-militer yang sehat, dalam negara demokratis dan kepatuhan asas kesamaan di muka hukum dalam kerangka negara hukum.
“Supremasi TNI dengan previlege peradilan militer adalah salah satu penyebab permanen normalisasi intervensi penegakan hukum akan terus terjadi,” imbuhnya.
Meskipun, lanjut dia, orang yang bermasalah dengan hukum bukan anggota TNI, tetapi menunjuk TNI sebagai penasehat hukum, cara intervensi penegakan hukum di Polrestabes Medan bisa terjadi. Di sisi lain, peningkatan profesionalitas dan integritas para penegak hukum, juga menuntut perbaikan terus menerus.
“Dalam jangka pendek, Kodam I/Bukit Barisan harus memeriksa dan memastikan peristiwa serupa tidak berulang. Dugaan pelanggaran disiplin prajurit harus diberi sanksi setimpal,” tegasnya.
Sementara institusi Polri, masih ujar dia, penting melakukan investigasi duduk perkara yang memicu normalisasi intimidasi penegakan hukum ini. Profesionalitas dan integritas Polri harus menjadi lingkup pemeriksaan, sehingga dapat memberikan pembelajaran secara institusional.
Dalam jangka panjang, pekerjaan rumah membangun relasi sipil-militer yang sehat harus terus dilakukan, khususnya oleh Presiden RI dan DPR RI sebagai institusi pembentuk hukum,” ujarnya.
Sebelumnya jumlah anggota TNI dari Kodam I/ Bukit Barisan, Sumatera Utara melakukan ‘koordinasi’ serupa pada Polres Medan, Sabtu (5/8/2023) kemarin. Mereka meminta penangguhan penahanan warga sipil yang dibela anggota TNI. Selain koordinasi, Mayor Dedi Hasibuan juga mengaku silaturrahmi untuk membantu penegakan hukum. (nas)