INDOPOS.CO.ID – Wacana pertemuan Ketua Umum Partai Gerindra yang juga Calon Presiden Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri di momen lebaran masih jadi tanda tanya. Pasalnya, pertemuan itu akan terwujud menunggu laporan dari Puan Maharani.
Menurut Ketua DPP PDIP Said Abdullah, Megawati telah menunjuk Puan untuk menjalin komunikasi dengan Prabowo. Adapun komunikasi tersebut akan menjadi pertimbangan apakah pertemuan antar ketua umum itu bisa terwujud.
“Jadi, dari satu poin dan dua poin itu, muaranya, Ibu menugaskan Mbak Puan memang untuk membangun komunikasi. Setelah membangun komunikasi, nanti Mbak Puan report,” kata Said kepada wartawan sebagaimana dikutip pada Selasa (9/4/2024).
“Hasil report itulah yang akan menentukan Ibu ketua umum bertemu dengan Pak Prabowo, duduk bersama. Kan begitu,” sambungnya
Pria yang menjabat sebagai Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR ini pun menjelaskan sejauh ini hubungan PDIP dan Gerindra tidak bermasalah.
“Secara politik, tidak pernah ada sentuhan apapun dengan Gerindra, dan bahkan 10 tahun terakhir PDI Perjuangan dan Gerindra sebagai partner yang baik di DPR,” tegasnya.
Lebih jauh, Said menekankan pesan Megawati tentang pentingnya bangsa menghadapi tantangan lima tahun ke depan. -Maka dari situ Megawati, tambah Said, juga enggan menarik menteri-menteri dari kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini.
“Konteks Ibu ketum itu pesannya, lima tahun ke depan, keadaan geopolitik seperti ini, setiap negara istilah Ibu itu, setiap memperkuat dirinya sendiri, global supply chain tidak sempurna karena keseimbangan baru tidak tercipta, maka berat tantangan ke depan,” ungkap dia.
Dia menegaskan, Presiden kelima RI tersebut sangat meletakkan kepentingan bangsa dan negara di atas segalanya.
“Nah, poin itu disampaikan oleh Ketua Umum. Jauh dari partisan. Sehingga kalau ketemu dengan Pak Prabowo nantinya, welcome banget,” imbuh Said.
Sebelumnya, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Immanuel Ebenezer (Noel) mengatakan pertemuan antara capres pemenang Pemilu 2024 Prabowo dan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri sudah terjadwal. Noel menyebut jadwal pertemuan itu sudah ada di atas meja Prabowo.
“Soal pertemuan Bu Mega sepertinya ada. Soal ini (waktu pastinya) aku belum dapat info kapannya. Tapi pertemuan itu sudah terjadwal dan sudah di atas mejanya Prabowo,” ujar Noel, sebagimana dilansir dari Kompas.com.
Noel menjelaskan, hingga detik ini, belum ada hambatan apa pun yang bisa menghalangi pertemuan Prabowo-Megawati.
Dia menyebut perbedaan sikap politik di Pilpres 2024 juga tidak menghalangi pertemuan kedua tokoh tersebut. Malahan, kata Noel, yang tidak menginginkan pertemuan Prabowo-Megawati hanyalah Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto.
“Yang galau itu hanya Hasto dan kawan-kawannya. Dan Hasto akan berusaha agar pertemuan Bu Mega dan Prabowo jangan sampai terealisasi,” tuturnya. “Hasto punya kepentingan agar kedua tokoh ini jangan sampai ketemu,” sambung Noel.
Sementara itu, Puan Maharani diketahui juga telah menghadiri acara buka puasa bersama dengan Ketua TKN Rosan Roeslani, Ketua Umum Partai Demokrat yang juga Menteri ATR/BTN Agus Harimurti Yudhoyono dan sejumlah politisi Golkar. Hal itu terungkap melalui unggahan Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) di akun media sosialnya, Senin (1/4/2024).
Ketika dikonfirmasi wartawan, Puan mengatakan, kehadirannya di acara tersebut adalah silaturahmi. Puan menyebut dirinya adalah sahabat Rosan. ’’Sebagai sahabat, sebagai teman silaturahmi itu tidak akan pernah salah, tidak akan pernah tidak dilakukan, apalagi di bulan Ramadan,’’ ujarnya seusai Rapat Paripurna DPR di kompleks parlemen Senayan, Jakarta, (4/4/2024).
Soal apakah pertemuan itu akan ditindaklanjuti dengan silaturahmi bersama Prabowo Subianto, putri Megawati Soekarnoputri itu tidak menampiknya. ’’Insyaallah selalu akan dilakukan silaturahmi dengan siapa saja,’’ ucap Puan.
Bahkan, saat didesak soal kans pertemuan Megawati dan Prabowo terkait isu rekonsiliasi setelah Pemilu 2024, dia juga tak menampik. Namun, hal itu mungkin tidak terjadi dalam waktu dekat.
Dia menekankan, transisi pemerintahan relatif masih cukup lama. Berbagai opsi untuk menetapkan posisi PDIP sebagai oposisi atau bergabung dengan koalisi Prabowo-Gibran pun belum diputuskan. ’’Masih lama,’’ sebut cucu Bung Karno itu. (dil)