INDOPOS.CO.ID – Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu telah bersumpah untuk melanjutkan perang melawan Hamas sampai kelompok Palestina tersingkir seluruhnya dan Gaza tidak menimbulkan ancaman.
Israel menawarkan jeda kemanusiaan selama seminggu dengan imbalan pembebasan 40 tawanan Israel. Namun tawaran itu ditolak Hamas.
“Kami berjuang sampai meraih kemenangan. Kami tidak akan menghentikan perang sampai kami mencapai semua tujuannya yaitu menyelesaikan pemusnahan Hamas dan membebaskan semua sandera kami,” ujar juru bicaranya Ofir Gendelman di X (sebelumnya Twitter), seperti dikutip Russia Today, Jumat (22/12//2023).
“Semua teroris Hamas, dari awal hingga akhir, adalah orang mati yang berjalan,” Netanyahu menambahkan.
“siapa pun yang mengira kami akan berhenti, berarti tidak ada kenyataan,” tandasnya.
Pesan dalam bahasa Ibrani dengan teks bahasa Inggris tersebut, tampaknya direkam pada Rabu (20/12/2023) malam setelah pembicaraan mengenai kemungkinan gencatan senjata dilaporkan gagal.
Mengutip sumber anonim, Wall Street Journal mengatakan bahwa Israel telah menawarkan untuk menghentikan operasi militernya selama seminggu dengan imbalan pembebasan sandera dan mengizinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan ke wilayah kantong Palestina.
Namun Hamas menolak tawaran tersebut dan bersikeras bahwa setiap perundingan memerlukan penghentian serangan terhadap Gaza terlebih dahulu, menurut Journal.
Kelompok Palestina menangkap sekitar 240 tawanan selama serangan mereka pada tanggal 7 Oktober ke Israel selatan, yang memakan korban jiwa sekitar 1.200 warga Israel. Beberapa orang telah dibunuh oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) selama serangan mereka terhadap daerah kantong tersebut. Sekitar 120 orang diperkirakan masih ditahan oleh Hamas setelah beberapa dari mereka ditukar dalam gencatan senjata selama seminggu pada akhir November.
Pasukan Israel sejauh ini telah menguasai bagian utara Gaza dan menghancurkan infrastruktur daerah kantong tersebut. Otoritas kesehatan setempat memperkirakan lebih dari 19.500 warga Palestina telah terbunuh dalam pertempuran tersebut.
AS telah meminta Netanyahu untuk membatasi korban sipil tetapi terus memberikan dukungan militer dan lainnya kepada Israel. Yerusalem Barat telah menghadapi reaksi keras dari luar negeri, di mana kelompok Houthi di Yaman secara terbuka memihak Palestina dan menyerang kapal-kapal yang memiliki hubungan dengan Israel di Laut Merah. (dam)