INDOPOS.CO.ID – Diaspora Indonesia di Amerika Serikat sesalkan terjadinya tindak kekerasan terhadap relawan Ganjar-Mahfud yang terjadi di beberapa daerah. Kondisi tersebut membuat resah, mencoreng nama baik Indonesia di mata internasional. Dan menciderai demokrasi yang santun, bebas, dan riang gembira.
Satu relawan perjuangan demokrasi dari PDI Perjuangan untuk pemenangan Ganjar Mahfud dinyatakan meninggal dunia di Klaten, karena kekerasan pendukung paslon lain dan tujuh relawan lainnya di Boyolali harus dirawat di RS setempat karena dianiaya oknum anggota TNI dari Yonif 408/Sbh di Boyolali, Jawa Tengah.
“Cita-cita reformasi seharusnya menjadikan Indonesia menjadi negara demokrasi yang lebih baik. Saya turut menyesalkan adanya kejadian ini. Apalagi citra bangsa bisa tercoreng di dunia internasional,” ujar Robert Prasetya Diaspora Indonesia simpatisan Ganjar Mahfud di Canada dalam keterangan, Minggu (31/12/2023).
Daniel Fu yang merupakan salah satu anggota dari Board of Advisor TPLN USA menegaskan, kejadian penganiayaan tersebut sangat bertentangan dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
“Kekerasan bukanlah cerminan karakter dan budaya bangsa kita. Persatuan dalam kebhinekaan jangan sampai terpecah belah oleh segelintir oknum yang tidak bertanggung jawab,” ungkapnya.
“Kita harus sadari bahwa kita semua hidup berdampingan di bawah satu payung nusantara. Perbedaan pilihan pemilu hanya sementara sehingga rasa persaudaraan sebagai sebuah bangsa menjadi hal yang tetap utama,” imbuh Daniel.
Sementara itu, Mayasari, seorang perajin tempe di Amerika Serikat menegaskan, apapun sebab dan alasannya, semua persoalan sebaiknya diselesaikan dengan proses dialog dan bukan berakhir dengan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan budaya Indonesia.
Ia juga menghimbau hal ini untuk diusut tuntas supaya tidak mengakibatkan keresahan di tengah masyarakat karena hukum seharusnya tidak pandang bulu.
“Kami mendorong aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas kejadian ini sesegera mungkin. Insiden ini sudah membuat resah dan membuat gaduh situasi tanah air yang sudah semakin panas mendekati Pemilu 2024,” ujar Maya. (nas)