INDOPOS.CO.ID – Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan PVMBG mengingatkan masyarakat bahwa potensi ancaman dari Gunung Marapi, yang terletak di Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat, masih tinggi.
“Aktivitas Gunung Marapi masih dinilai tinggi dengan sejumlah potensi ancaman,” katanya dalam keterangan tertulis Sabtu (3/2/2024).
Hendra menyatakan bahwa jika pasokan magma dari kedalaman terus berlangsung dan cenderung meningkat, maka erupsi dapat terjadi dengan energi yang lebih besar, membawa potensi bahaya dari lontaran material vulkanik.
“Tidak hanya itu, lapili atau pasir diperkirakan dapat mencapai wilayah dengan radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi gunung api tersebut (Kawah Verbeek),” ujarnya.
Sementara itu, potensi sebaran abu vulkanik dapat menyebar lebih luas atau lebih jauh tergantung pada arah dan kecepatan angin.
“Material erupsi yang jatuh dan terendapkan di puncak serta lereng Gunung Marapi dapat menjadi lahar ketika bercampur dengan air hujan,” jelasnya.
“Oleh karena itu, ada potensi bahaya banjir lahar dingin, terutama di lembah atau aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi,” imbuhnya.
Ia menuturkan, hasil evaluasi PVMBG juga melaporkan potensi bahaya dari gas-gas vulkanik beracun, seperti karbon dioksida atau zat asam arang (CO2), karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), dan hidrogen sulfida (H2S) di area kawah atau puncak Gunung Marapi.
“PVMBG mengeluarkan beberapa rekomendasi, termasuk imbauan kepada masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Marapi, pendaki, pengunjung, atau wisatawan agar tidak memasuki atau melakukan kegiatan di dalam wilayah dengan radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi (Kawah Verbeek),” tuturnya.
Selain itu, masyarakat yang tinggal di sekitar lembah, aliran, dan bantaran sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi diimbau untuk selalu waspada terhadap potensi bahaya lahar, terutama saat musim hujan.
Jika hujan abu terjadi, masyarakat dihimbau menggunakan masker penutup hidung dan mulut untuk menghindari gangguan saluran pernapasan, serta perlengkapan lainnya untuk melindungi mata dan kulit.
“Warga juga diminta untuk mengamankan sumber air bersih dan membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang tebal agar tidak roboh,” pungkasnya. (fer)