INDOPOS.CO.ID – Bakal Capres Prabowo Subianto telah mendapat dukungan parpol pengusung yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM). Parpol ini terdiri dari Gerindra, Golkar, PAN, PBB, PSI, Gelora dan terbaru telah bergabung Partai Demokrat beberapa hari yang lalu.
Saat ini Prabowo Subianto terus menggodok nama bakal cawapresnya. Ada tiga nama potensial yang banyak disebut: Airlangga Hartarto usulan Golkar, Erick Tohir usulan PAN, dan Yusril Ihza Mahendra usulan PBB.
Di luar itu, ada isu Gibran Rakabuming Raka, putra Presiden Jokowi yang kini menjabat Walikota Solo. Ada juga beberapa nama di luar nama tersebut, antara lain Yenny Wahid, putri mantan Presiden Abdurrahman Wahid.
Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research & Consulting Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, dari nama-nama tersebut semua potensial mendampingi Prabowo. Termasuk nama Yusril Ihza Mahendra.
“Prabowo-Yusril itu bagus, akan sangat membantu Pak Prabowo dari sisi hukum ketatanegaraan,” ujar Pangi dalam keterangan, Kamis (21/9/2023).
Menurut dia, Yusril adalah politisi sekaligus ahli hukum tata negara dan punya pengalaman panjang di pemerintahan.
Hal yang sama diungkapkan pengamat Politik Muhammad Al-Fatih. Ia mengatakan pasangan Prabowo-Yusril terpilih akan sangat membantu Prabowo termasuk dalam melanjutkan program yang telah dirintis oleh Presiden Jokowi untuk menjaga kesinambungan dan kelanjutan pembangunan nasional.
Mengingat besarnya dukungan parpol, maka sebaiknya Prabowo melakukan kalkulasi politik yang jeli dan pas betul plus minus dari calon wakil presiden yang akan dipilihnya. Hal ini untuk menghindari gesekan antara parpol pengusung maupun pendukung. Sehingga tidak ada partai yang merajuk utamanya pasca penentuan calon wakil presiden pilihannya.
Ia mengungkapkan, kepemimpinan nasional dalam masa jabatan 5 tahun ke depan, dengan tantangan krisis dan tatanan global yang terus berubah dengan cepat. Maka yang dibutuhkan Prabowo adalah cawapres yang bukan saja mampu mendongkrak elektabilitas. Tetapi juga mampu membantu Prabowo dalam mengakselerasi tantangan baik regional ataupun global, tentu tidak menabrak kepentingan nasional.
“Saya menyarankan agar Prabowo memilih cawapres dari parpol non parlemen yang bisa menjadi “alternatif” yang bisa diterima, baik oleh Gerindra sendiri maupun Golkar, PAN, Demokrat, Gelora dan PSI. Bacawapres alternatif itu adalah Ketua Umum PBB, Prof. Yusril Ihza Mahendra,” kata Al Fatih.
Apalagi, lanjut dia, Yusril pernah bicara dalam suatu podcast, bahwa apabila terpilih jadi wapres, kemungkinan besar dirinya akan mundur dari Ketua Umum PBB dan sepenuhnya mem-backup Prabowo sebagai presiden. Dia ingin berdiri di atas semua golongan. (nas)