INDOPOS.CO.ID – Saksi mahkota Kompol Chuck Putranto mengaku pernah melihat percakapan melalui aplikasi pesan ponsel cerdas, WhatsApp antara Putri Candrawathi dengan mendiang Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Hal tersebut disampaikan saat hadir bersaksi, untuk terdakwa Arif Rachman Arifin dalam sidang lanjutan perkara perintangan penyidikan atau obstruction of justice kasus dugaan pembunuhan Brigadir J.
Jaksa Penuntun Umum (JPU) semula bertanya kepada Chuck ihwal eks Karopaminal Divpropam Polri Hendra Kurniawan yang pernah menunjukkan pesan WhatsApp kepadanya pada 9 Juli 2022 lalu.
“Di tanggal 9 Juli (2022) apakah saudara saksi pernah disampaikan oleh Hendra (eks) Karo Paminal menunjukkan Wa?,” tanya JPU di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (13/1/2023). “Ada,” jawab Chuck.
“Apa itu (isi) WhatsApp-nya?” ucap JPU kembali bertanya.
Ia mengemukakan, isi pesan tersebut dilakukan antara istrinya Ferdy Sambo dengan adik mendiang Brigadir J. “WhatsApp pembicaraan antara Bu Putri dengan adik almarhum Yosua (Brigadir J),” tutur Chuck.
JPU masih menggali perihal pernyataan Hendra Kurniawan. Kala itu Hendra berkata apakah meninggalnya Brigadir J berkaitan dengan obrolan Putri Candrawathi dengan Brigadir J.
“Apakah bahasanya menurut mu, apa maksudnya apakah itu yang disampaikan hendra?,” ucap JPU.
“Iya, beliau sampaikan ini menurutmu, nih, ada hubungan apa tidak,” timp Chuck seraya menirukan ucapan Hendra.
Ia berpendapat, obrolan lewat aplikasi pesan ponsel pintar itu tak mencurigakan di antara keduanya. “Kalau saya baca, waktu saat itu hal yang biasa. Karena kan bu Putri kalau bicara seperti itu,” bebernya.
Seingatnya obrolan tersebut membahas mengenai kegiatan HUT Bhayangkara. “Yang saya ingat pembicarannya masalah HUT Bhayangkara datang ke rumah,” imbuh Chuck.
Brigadir J meregang nyawa setelah dihantam timah panas oleh Bharada E pada, Jumat (8/7/2022) di kawasan Kompleks Polri, Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selata . Tindakan itu diduga atas perintah Ferdy Sambo.
Penembakan terhadap Brigadir J tersebut dilatarbelakangi oleh pernyataan Putri Candrawathi, yang mengaku telah dilecehkan saat berada di Magelang. Sambomarah mendengar cerita tersebut, sehingga menyiapkan skenario untuk menghabisi nyawa Yosua. (dan)