INDOPOS.CO.ID – Perempuan di Gaza membuat kue untuk Idulfitri menggunakan persediaan sumbangan dari organisasi amal.
Di dalam tenda tempat pengungsi Palestina berlindung di Deir el-Balah, di pusat Jalur Gaza, sekelompok perempuan membuat kue tradisional untuk Hari Raya Idulfitri dengan menggunakan persediaan yang disediakan oleh organisasi amal.
“Tidak ada rumah Palestina tanpa kue,” kata Ahlam Saleh, yang juga mengungsi seperti dilansir Al Jazeera, Selasa (9/4/2024).
“Suasana Idulfitri sudah ada sebelum perang, dan sekarang tidak ada kegembiraan bagi Idulfitri mengingat adanya perang,” ungkapnya.
Terlepas dari kenyataan pahit perang tersebut, Saleh mengatakan bahwa melalui inisiatif ini kelompok tersebut berusaha menciptakan suasana kegembiraan Idulfitri bagi anak-anak.
Saleh telah kehilangan banyak anggota keluarga dalam enam bulan terakhir akibat serangan Israel, termasuk anak-anak, sepupu, seorang paman, dan saudara iparnya. Beberapa tetangganya juga terbunuh.
“Saya akan merindukan banyak orang di malam Idulfitri,” keluhnya.
Anak-anak pengungsi di Deir el-Balah mengatakan mereka menghargai upaya perempuan tersebut.
“Mereka berusaha membuat kami bahagia di sekolah dengan menciptakan suasana [liburan] di bulan Ramadan dan Idulfitri,” kata Rama Kassab, seorang gadis muda yang tinggal di tempat penampungan sementara.
Sementara itu, Badan PBB untuk pengungsi Palestina, United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA), organisasi bantuan terbesar yang beroperasi di Gaza, mengatakan pihaknya telah mengirimkan lebih dari 10 juta unit makanan dan 24 juta liter air kepada warga Palestina di wilayah kantong tersebut sejak perang dimulai.
Namun, bantuan ini belum cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama di wilayah utara di mana kondisi seperti kelaparan merajalela dan Israel sering memblokir akses bantuan tersebut.
“Setiap hari adalah perjuangan untuk bertahan hidup, kami memerlukan lebih banyak akses sekarang,” kata UNRWA.
Para mediator mengajukan proposal gencatan senjata baru kepada Hamas dan Israel yang akan mencakup jeda pertempuran selama enam minggu dan pertukaran 40 tawanan yang ditahan Hamas dengan sedikitnya 700 warga Palestina yang dipenjarakan oleh Israel.
Proposal tersebut disampaikan kepada delegasi Hamas dan Israel selama putaran terakhir perundingan di Kairo pada akhir pekan, menurut pejabat Mesir, yang berbicara tanpa menyebut nama.
Hamas akan diminta untuk memberikan daftar tawanan yang akan dibebaskan, serta daftar tahanan Palestina yang ingin dibebaskan. Proposal tersebut juga mencakup kembalinya sejumlah besar warga Palestina ke Gaza utara.
Proposal tersebut menetapkan bahwa Israel secara bertahap membongkar pos-pos pemeriksaan yang dibangunnya di jalan baru yang membelah jalur tersebut menjadi dua untuk mencegah kembalinya warga Palestina ke utara.
Hamas sedang meninjau proposal gencatan senjata terbaru yang diajukan oleh para mediator di Mesir, namun mengecam ancaman Perdana Menteri Israel Netanyahu bahwa invasi ke Rafah sudah memiliki tanggal dimulainya.
Aksi saling balas setelah Turki segera mengeluarkan larangan ekspor terhadap Israel.
Pesawat-pesawat tempur Israel mengebom rumah-rumah di lingkungan Zeitoun Kota Gaza yang menyebabkan puluhan korban jiwa.
Setidaknya 33.207 warga Palestina telah tewas dan 75.933 terluka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober. Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas pada 7 Oktober mencapai 1.139 orang, dengan puluhan orang masih ditawan.
Kementerian Kesehatan Gaza mengungkapkan sebanyak 153 tewas, 60 luka-luka di Gaza dalam 24 jam terakhir.Korban jiwa tersebut menjadikan jumlah total orang yang tewas di Gaza sejak 7 Oktober menjadi 33.360 orang, dengan 75.993 orang terluka, menurut kementerian. Setidaknya 8.000 orang tambahan masih hilang. (dam)